Mohon tunggu...
Faris Dwi Ristian
Faris Dwi Ristian Mohon Tunggu... Guru - Sebagai pendidik disalah satu sekolah negeri yang ada di Jawa Timur

Jangan menyerah dan selalu kuat, karena kehidupan terkadang berjalan tidak sesuai keinginan. Dan menyadari bahwa dengan usaha dan kerja keraslah yang akan membuat rasa pencapaian itu ada.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejarah Jembatan Gladak Perak Masa Hindia-Belanda

4 Januari 2024   22:09 Diperbarui: 4 Januari 2024   22:12 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: digitalcollections.universiteitleiden (KITLV 44341).  Ini merupakan foto Jembatan Gadak Perak

Jembatan Gladak Perak merupakan penghubung dari wilayah Pasirian dengan Dampit pada masa periode cultuurstelsel pihak Belanda di Nusantara mendapat keuntungan besar bahkan kerajaan Belanda mempunyai utang akibat kekalahan perang  dan bisa melunasi serta memperbaiki ekonomi pemerintahan Belanda. 

Komoditi seperti gula, tembakau, kopi, teh, kelapa dan kapas. Ini merupakan beberapa bahan komoditi yang Belanda jual di Eropa. Khususnya wilayah Lumajang sendiri penghasil tembakau wilayah Tempeh dan Pasirian. Penghasil teh di daerah Gucialit, kopi daerah Pasrujambe dan kelapa daerah Tunjung Rejo serta kapas Klakah dan Pasirian. 

Dengan menguatnya perekonomian Hindia- Belanda banyak infrastruktur mulai dibangun baik kereta api dan jalan khususnya wilayah Lumajang. Pada tahun 1900 ini di Eropa mulai berkembang politik liberal dan ini mulai masuk ke wilayah nusantara yang menjadi cikal bakal munculnya politik etis (Politik Balas Budi). 

Politik balas budi yaitu Pendidikan, Irigasi dan pendidikan. Pada tahun 1921 Sudah pihak Belanda dalam catatan arsip nasional memori sejarah 1921-1930 (Jawa Timur dan Tanah Kerjaan) Dewan Redaksi yang diketuai Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo, Yogyakarta: 1978,  Dalam catatan: Met bescheiden middelen werd in die afdeeling, dank zij de ijver van den Assistent Resident Muchlenfeld, de legante van het voor verkeer per as geschikte wegennet, in 1920 nog slecht 200 K.M. (Bedregend, waarvan ruim 100 Gewestelijke wegen) opgevoerd tot ruim 300 K.M. (waarvan ruim 100 Gewestelijke). Zoo werden de weg Pasirian- Tjandipoero en de ringwegen Noord en Oost door den bouw Van bruggen voor transport per as geschikt (totaal  12 K.M) evenals de desa en irrigatieweg Gesang-Kertosari-Besoekasat ( 15 K.M) en werd middels bijdragen van belanghebbende ondernemingen in 1923. Het eerste deel van het paardenpad Tjandipoero Dampit over een afstand van 12 K.M. voor autoverkeer geschikt.

Sumber: digitalcollections.universiteitleiden(KITLV A930) Jalan dari arah malang menuju Jembatan Gladak Perak
Sumber: digitalcollections.universiteitleiden(KITLV A930) Jalan dari arah malang menuju Jembatan Gladak Perak
Hetzelfde geschiedde, doch met fondesh uit de desakassen. Met de wegen Oemboel-Randoeagoeeng en Oemboel-Kalidilem (tezaman 15 K.M) waardoor een 6 paal korter verbinding met Djatiroto verkregen werd. terwijl men thans bezig is met fondsen bijeengebracht door de betrokken lnlandsche geenteen,  japansche handelaren, tabaksopkoopers en Gewest, den zeer belangrijken dessaweg Tempeh-Josowilangoen (20 K.M.)in een goeden rijweg te herscheppen, een en ander om de grooten irrigatieweg naar Djatiroto (in aanleg) en verschillende kleinere wegen  niet een afzonderlijk te vermelden (Arsip Nasional Republik Indonesia, Memori Serah Jabatan 1921-1930 Jawa Timur dan Tanah Kerajaan)

Sumber: KITLV A930 - Diduga keluarga Meyer dan pihak lainnya pada acara peresmian jembatan baru antara Dampit dan Pasirian barat daya Malang
Sumber: KITLV A930 - Diduga keluarga Meyer dan pihak lainnya pada acara peresmian jembatan baru antara Dampit dan Pasirian barat daya Malang
Dengan ada penjelasan ini bahwa wilayah Lumajang berkembang menjadi wilayah makmur dan bertambahnya jumlah penduduk, dianggap oleh Asisten Residen Muchlenfeld perlunya jalan lalu lintas besar yang bisa dilewati oleh kendaraan. Pada tahun 1920 panjang jalan kisaran 200 Km yang ditambah menjadi 300 Km. Dengan adanya proyek ini jembatan-jembatan mulai dibuat oleh pemerintahan Hindia-Belanda. Jalan Pasirian - Candipuro dan lingkar utara dan timur dapat dilalui kendaran kurang lebih 12 Km. Demikian jalan desa dan irigasi Gesang-Kertosari-Besuksat kurang lebih sekitar 15 Km. Dalam pembangunan jalan antara wilayah Candipuro - Dampit mendapatkan bantuan dari perusahaan perkebunan, pada tahun 1923 jalan Candipuro - Dampit sudah bisa dilewati lalu lintas mobil kurang lebih 12 Km. Dengan ini dapat secara jelas proyek pembangunan jembatan gladak perak sudah direncanakan pada tahun 1920 untuk meningkatkan mobilitas sosial untuk kepentingan hasil perkebunan Hindia -Belanda yang ada di wilayah sekitaran Pronojiwo dan Dampit. Jembatan gladak perak dibangun diatas dua bukit yang dibawahnya  dialiri sungai yang berasal dari Gunung Semeru. Jembatan Gladak Perak merupakan proyek besar pada masa Hindia-Belanda di wilayah Lumajang bagian barat. Fungsi dari jembatan gladak perak pada pemerintahan Hindia-Belanda sebagai mobilitas hasil perkebunan dan mengunjungi tempat-tempat wisata alam yang dibuat oleh para pejabat dan pengusaha perkebunan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun