Mohon tunggu...
Faris Dwi Ristian
Faris Dwi Ristian Mohon Tunggu... Guru - Sebagai pendidik disalah satu sekolah negeri yang ada di Jawa Timur

Jangan menyerah dan selalu kuat, karena kehidupan terkadang berjalan tidak sesuai keinginan. Dan menyadari bahwa dengan usaha dan kerja keraslah yang akan membuat rasa pencapaian itu ada.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

EKSISTENSI STASIUN KERETA API PASIRIAN TAHUN 1896-1942

26 November 2023   14:39 Diperbarui: 27 November 2023   04:58 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok.(Gudang tembakau) Arsip Sejarah Pemerintahan Kabupaten Lumajang

EKSISTENSI STASIUN KERETA API PASIRIAN TAHUN 1896-1942

Wilayah Pasirian ada di bawah pemerintahan Lumajang serta termasuk cakupan wilayah  karesidenan Malang. Pasirian merupakan wilayah dengan bentangan alam mulai gunung, pantai, lahan pertanian dan perkebunan. Pada wilayah Pasirian juga terdapat stasiun kereta api yang mulai beroperasi pada tahun 1896-1988. Stasiun kereta api Pasirian memberikan dampak perubahan bentuk transportasi yang menggunakan hewan peliharaan seperti sapi dan kerbau.

dok. faris (Sisa Bagunan Stasiun Pasirian)
dok. faris (Sisa Bagunan Stasiun Pasirian)

Pada tanggal 10 April 1869 mendirikan perusahaan milik pemerintah yang dinamakan Staats Spoorwegen (SS) sebagai perusahaan perkeretaapian. Jaringan rel kereta api terus berkembang baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan di seluruh Jawa. Pada masa pemerintahan Belanda selain Staats Spoorwegen (SS) sebagai perusahaan negara, ada 11 perusahaan kereta api swasta yang ada di Jawa dan satu di Sumatra (Ibnu Murti Haryadi, 2015:54). Tokoh yang menjadi pemegang kunci sukses jalur kereta api tersebut adalah David Maarschalk, mantan perwira Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger (KNIL), yang kemudian beralih profesi menjadi teknisi perkeretaapian. Bersama Johannes Groll sebagai rekan sejawatnya yang juga ditunjuk oleh Belanda menjadi petinggi SS (Maarschalk adalah Kepala Jawatan SS yang pertama. Pada wilayah Lumajang dimulai operasi perkeretaapian dapat dilihat dari data Vanaf heir zijn de haltenummerr gewijzigd (mulai dari nomor perhentian telah berubah)  Klakah- Pasirian lintasan 36, 16 Mei 1896 Haltestempels Nederlands Indie (https://www.studiegroep-zwp.nl/halten/Halte-13-Trajecten2.htm). Jalur lintas dimulai dari Klakah, Grobongan, Wonoredjo, Soekodono, Loemajdang, Labroek, Tempeh, Moedjoer, Tjondro, Pasirian. Dengan jalur ini Stasiun Pasirian merupakan pemberhentian terakhir wilayah Lumajang bagian utara.

Pada Masa Politik Etis

Pada masa 1986- 1900 merupakan masa peralihan dari cultuurstelsel ke politik ethis. Politik ethis menggunakan tiga sila sebagai slogannya, yaitu: “irigasi, edukasi, dan Emigrasi. Perkebunan tebu menghendaki irigasi yang intensif (Kartodirjo.S, 1990: 32). Politik ethis memberikan kemajuan dalam perkembangan dalam hal transportasi terutama pada kereta api yang dipakai sebagai  pengangkut hasil kebun milik Belanda untuk diantar ke kota. Stasiun kereta api Pasirian juga mempunyai peran sangat penting ini dapat dilihat di wilayah bagian selatan pantai bambang Dampar, Bagu, Bades banyak tanaman tebu dan tembakau, ini dapat dibuktikan ada gudang tembakau yang cukup besar di dekat stasiun kereta api Pasirian dengan jarak 255 meter. Memang pada awalnya stasiun kereta api Pasirian hanya bisa dinikmati  oleh orang Belanda dan para pengusaha swasta untuk kepentingan usaha perdagangan komoditi ekspor seperti tembakau dan tebu.

dok.(Gudang tembakau) Arsip Sejarah Pemerintahan Kabupaten Lumajang
dok.(Gudang tembakau) Arsip Sejarah Pemerintahan Kabupaten Lumajang

Pada perkembanganya pada tanggal 9 Agustus 1928, gubernur Jendral De Graeff telah menetapkan afdeeling Loemadjang sebagai zelfstanding gemeenschap (wilayah yang mengatur dirinya sendiri) (Sejarah Pemerintahan Lumajang:84). Kondisi ini memberikan pengaruh positif dalam perkembangan transportasi kereta api yang bisa digunakan untuk kepentingan para pejabat daerah untuk berkunjung ke wilayah-wilayah dengan mudah dan cepat terutama perkebunan yang memiliki nilai tanaman ekspor.

Wilayah pasirian sendiri pada masa politik ethis terdapat beberapa hasil perkebunan yang diperlukan oleh Belanda untuk usaha dengan mereka terutama tembakau dan tebu, untuk persebarannya adalah di daerah wilayah Bagu, Bades dan Dampar. Dengan adanya transportasi kereta api di Pasirian memberikan dampak percepatan pengiriman hasil pertanian untuk wilayah Lumajang dan petani pribumi mengetahui teknik penanaman yang mempunyai kualitas terutama pada tembakau dan pada saat ini di daerah Pasirian untuk wilayah Bades  untuk tembakau masih mempunyai kualitas baik di pasaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun