Michael Kofman, Peniliti senior dalam program studi Pusat Analisis Angkatan Laut Rusia menyatakan bahwa Rusia saat ini tengah mengalami kebuntuan dalam penaklukan Ukraina yang telah dilakukannya sejak awal tahun 2022. Selama enam bulan terakhir Moskow terlihat tidak dapat memberikan kemajuan yang signifikan dalam konflik tersebut dan hanya bisa menguasai sebagian besar timur dan selatan Ukraina.
"Intelijen Militer Rusia benar-benar mengacaukan semuanya. Ini adalah kegagalan yang sangat besar, terlihat sekali bahwa mereka tidak mengetahui sedikit pun soal peningkatan kekuatan Ukraina." ucapnya dalam The Defense Post (17/9).
kegagalan Intelijen Rusia dalam konflik tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua persoalan utama, yaitu. Pertama, Rusia salah memperhitungkan kekuatan militer Ukraina. Dari beberapa sumber menuliskan bahwa Rusia melakukan kesalahan dengan menggunakan data tahun 2014 pada saat pendudukan wilayah Krimea dan menerapkan skala peningkatan yang tidak tepat dalam menghadapi konflik dengan Ukraina.
Kedua, Rusia keliru dalam memperhitungkan tingkat perlawanan yang akan diberikan oleh Ukraina dalam konflik tersebut, dan juga kesediaan warga sipil untuk angkat senjata melawan Rusia.
"Rusia telah gagal mencapai sebagian besar tujuannya di Ukraina karena perencanaan militer yang buruk, logistik yang mengalami masalah signifikan, kesiapan tempur yang rendah dan kekurangan lainnya yang merusak efektivitas militer Rusia." ucap Seth G. Jones, Direktur Center for Strategic and International Studies (CSIS).Â
Kegagalan Intelijen ini bukan hanya dialami oleh Rusia, akan tetapi Intelijen negara-negara blok barat yang dalam hal ini merupakan sekutu dari Ukraina juga melakukan kesalahan pada saat awal konflik ini memanas, salah satu diantaranya adalah Amerika Serikat (AS).
Sebelum konfik tersebut muncul kepermukaan sejumlah badan Intelijen AS memperkirakan bahwa Ukraina akan berhasil dikuasai oleh Rusia dalam kurun waktu singkat. Pejabat tinggi AS bahkan sempat menawarkan perlindungan kepada Volodymyr Zelenskyy, Presiden Ukraina.
Kesalahan Intelijen dalam menilai kondisi itu berdampak sangat buruk bagi AS yang dianggap meremehkan militer Ukraina dan menimbulkan pertanyaan terhadap metodologi dibalik penilaiaan tersebut dan faktor-faktor yang mendasarinya.
menanggapi permasalahan diatas Angus King, Senator negara bagian Maine (AS) memanggil dua pejabat tinggi Intelijen atas kegagalan badan Intelijen AS. Angus menyebutkan hal yang gagal dinilai oleh Intelijen AS adalah seberapa besar "will to fight" (tekad) tentara Ukraina saat menghadapi Rusia. Ia berharap kedepannya United States Intelligence Community (komunitas Intelijen AS) bisa melakukan penilaiaan yang lebih akurat dalam segala aspek kedepannya
sumber:
Gunawan, Budi. 2022. Membentuk manusia Perang Pikiran. Jakarta. Rayana