Aku menunggu di beranda
Menghitung semut berjalan beriringan seperti barisan kompi
Satu dua tiga empat dan seterusnya
Tak terhitung jumlah semutnya
Tak tahu waktu yang kuhabiskan untuk menunggu
Aku tak ingat ini malam
Pantas terasa dingin disini
Entah dirasa kulitku atau indera lainnya
Setauku hanya dingin saja
Apa ini, selalu saja senyum membingkaiku
Saat melihatmu, berdesir pula hati ini
Sepertinya barisan semut berhenti sejenak
Hanya untuk menertawai wajah merahku
Tatkala yang kutunggu datang
Entah bodoh, entah sangat bodoh, entahlah
Melihatmu hanya malu bisaku
Tak berani menatapmu
Aku pergi secepatnya tanpa permisi
Bodoh, bodoh
Tapi sudah cukup bagiku
Melihatmu datang dengan bahagia di ronamu
Senang hatiku
Senang sekali
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H