Mohon tunggu...
Faris _15
Faris _15 Mohon Tunggu... -

Lebih baik diasingkan daripada mati dalam kemunafikan ! -Soe Hok Gie-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kehidupan Sebenarnya

19 November 2013   21:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:56 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

KEHIDUPAN SEBENARNYA

Oleh : Salman Alfarisi

Malam hari dalam gerbong mekanik dan di antara kebisingan transmigran yang semakin lama semakin pudar, aku terdiam mengenakan celana jeans khas dan baju putih lusuh dengan corak memudar seadanya mendengar semua itu sambilberusaha memahami satu sampai ribuan kata yang rumit. Di mulai dari kebisingan sekelompok remaja sampai para wirausahawan yang mondar mandir mencari pelanggan. Dan juga dari suara mesin sampai angin yang berhembus menerpa seisi garbing ini. Tidak banyak yang kulakukan selain membenarkan posisi dudukku senyaman mungkin.

Aku melongok sebentar ke bawah bermaksud melihat sandal lalu menemukan secarik kertas lecek, ku buka lalu ku baca sebuah tulisan “Kehidupan sebenarnya yaitu kehidupan para ksatria alam, ikuti dan amati pertanda alam.” “Apa maksudnya ?” Aku berbincang dalam hati. “Ah, mungkin saja perbuatan orang – orang iseng saja.” Aku tak peduli lalu ku buang kembali ke bawah. Kembali ku amati sekitar, sampai tengah malam, suasana tetap sama. Disaat orang terlelap, beberapa dari mereka tetap mempunyai aktifitas. Kehidupan yang sudah terlelap ini ternyata menyembunyikan keramaian dibaliknya. Keramaian yang rela menguras cucur keringatnya demi sebutir harapan. Mereka yang menghalalkan berbagai macam cara untuk mewujudkannya.

Dari penjua bir, tissue, rokok, handphone sampai nasi ayam. Dari tukang bersih – bersih, minta – minta sampai pengamen. Semua yang aku lihat saat ini menyadarkanku akan makna kehidupan sebenarnya. Aku tertampar keras melihat itu, semua perasaanku tercampur aduk. “Apakah yang sudah aku lakukan setimpal dengan apa yang mereka lakukan ?” Selama ini aku hanya berleha – leha tanpa berusaha. Aku hanya berharap suatu keajaiban datang dengan sendirinya. Aku ingin memiliki tekad seperti mereka karena mereka telah menginspirasiku !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun