Mohon tunggu...
Faris
Faris Mohon Tunggu... Mahasiswa - Student di Universitas Airlangga

Saya sangat tertarik pada bisnis, otomotif, dan sejarah. Saya suka mengeksplorasi dunia bisnis dan selalu mencari peluang baru untuk belajar dan berkembang dalam bidang ini. Selain itu, saya memiliki minat besar terhadap otomotif. Saya senang mengikuti perkembangan teknologi dan inovasi terbaru di industri ini, serta mempelajari berbagai jenis kendaraan terutama mobil.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Le Mans 1966: Strategi Marketing Ford dari Showroom ke Sirkuit

20 Juni 2024   01:52 Diperbarui: 20 Juni 2024   01:58 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Charlotte Motor Speedway

Dunia otomotif digemparkan oleh persaingan yang tidak terduga antara dua raksasa otomotif Ford dan Ferrari di sirkuit Le Mans pada tahun 1966. Sekilas, persaingan ini tidak hanya tentang balap mobil biasa; Keputusan Ford untuk terjun kedalam sirkuit Le Mans menunjukkan tekad raksasa otomotif tersebut untuk menggantikan citra perusahaan, dari sekedar produsen mobil keluarga menjadi sebuah perusahaan yang inovatif dan kompetitif dalam ranah persaingan industri otomotif global.

Sejak awal dekade 1960, meskipun Ford merupakan pionir otomotif, perusahaan tersebut mengalami penurunan penjualan dan pangsa pasar yang signifikan. CEO Ford saat itu, Henry Ford II menyimpulkan bahwa hal ini disebabkan oleh generasi muda yang menganggap mobil Ford sebagai mobil keluarga atau orang tua. Proses pemikiran dari kalangan generasi muda ini menghambat penjualan.  Ford sudah memperkenalkan desain inovatif yang sukses seperti Ford Mustang. Performance car tersebut masih tertinggal 'citranya' dibandingkan mobil sebandingnya dari Eropa, terutama dari Ferrari. Oleh karena itu, raksasa otomotif itu masih belum puas.

Le Mans, ajang balap ketahanan 24 jam yang berprestise, mempertemukan perusahaan-perusahaan otomotif khususnya produsen mobil sport Eropa di sirkuit yang kompetitif. Namun, Le Mans bukan hanya sebuah kompetisi balap tetapi juga merupakan alat marketing yang ampuh dalam industri otomotif. Keputusan Ford untuk bersaing di ajang perlombaan tersebut mencerminkan strategi yang cerdas dan terintegrasi, sebuah keputusan yang menghasilkan pelajaran berharga, bahkan masih dapat diterapkan hingga saat ini. 

Salah satu aspek kunci adalah penggunaan event marketing. menurut Belch (2018) Event Marketing adalah jenis promosi dimana perusahaan atau merek dikaitkan dengan suatu acara atau kegiatan yang memiliki tema dengan tujuan untuk menciptakan pengalaman bagi konsumen dan promosi sebuah produk. Ford menggunakan ajang perlombaan internasional yang diakui untuk meningkatkan kesadaran merek dan menggunakannya untuk mengubah citra merek.

Lalu, pengembangan mobil sport GT40 oleh Ford, dengan tujuan spesifik untuk bersaing di Le Mans merupakan salah satu bentuk brand positioning yang efektif. Konsumen dibuat kaget sekaligus kagum, karena Ford, perusahaan yang terkenal memproduksi mobil keluarga, kini tiba-tiba berhadapan langsung dengan Ferrari. Terlepas menang atau tidak, hal ini sendiri sudah menimbulkan kehebohan di kalangan konsumen.

Selain itu, keputusan Ford untuk melakukan Strategic Alliance tidak hanya merefleksikan strategi marketing yang efektif, namun hal tersebut digunakan untuk memperluas ruang lingkup bisnis Ford. Dengan bakat teknis rekan bisnis Shelby American di bidang performa otomotif, Ford dapat bersaing secara kompetitif di bidang yang tidak menjadi pilar utama bisnisnya.

Pada akhirnya, beberapa pelajaran yang dapat dipetik dari contoh ini tidak hanya dapat diterapkan dalam dunia bisnis, namun juga dalam kehidupan nyata, jika terus mengandalkan 'cara yang sudah ada,' maka harus siap kehilangan pijakan suatu hari nanti. Serta bagaimana sudut pandang dari luar perusahaan dan memahami kritik dapat memberikan wawasan yang berharga, seperti yang ditunjukkan oleh Shelby American dan direksi Ford saat menghadapi pergantian preferensi pelanggan dan dihadapkan dengan persaingan ketat oleh Ferrari, lalu dorongan untuk tidak pernah berhenti berinovasi dan melewati perjalanan yang menantang yang ditunjukkan oleh penciptaan GT40. Bahkan raksasa industri seperti Ford harus mempelajarinya dengan susah payah. Ini menunjukkan seberapa banyak kita harus beradaptasi dan belajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun