Saya ingin menceritakan ulang tentang film yang baru saja di tonton oleh teman saya yaitu Reginald Pangestu, pada saat mata kuliah bahasa indonesia,Reginald menceritakan film yang sudah lama ia tonton pada saat dia masih sd yang berjudul BRAVE tahun 2012 yang di sutradarai Brenda Chapman dan bergenre aksi, dan saya akan menceritakan ulang apa yang telah Reginald ceritakan kepada saya.
cerita film tersebut berawal tentang merida yang merupakan putri di sebuah kerajaan namun tidak ada sedikitpun jiwa seorang putri dalam dirinya. Padahal,sedari kecil Merida selalu diajari ratu elinor bagaimana menjadi seorang putri kerajaan. Merida kecil tumbuh seperti anak kecil pada umumnya,main kesana kemari, pada suatu waktu ia bermain di hutan dan bertemu cahay biru yang ia sebut hantu. Ia mengikuti hantu hantu tersebut yang tanpa sadar yang menuntunnya untuk kembali ke tenda tempat ayahnya dan para pasukan. Konon katanya hantu biru tersebut adalah roh yang menuntun pada takdir. Benar saja tak lama kemudian Merida kembali ke camp tempat ayahnya, nuncul seekor beruang besar hitam yang menyerang camp ayahnya. Seketika itu ayahnya Merida menghalangi dengan sekuat tenaga dia,semantara itu ratu Elinor membawa pergi Merida secepatnya dengan mengendarai kuda. itulah sedikit cerita kisah masa kecil Merida  dan bagaimana bisa ayahnya menjadi pemburu beruang.
Merida semakin dewasa dan ratu Elinor khawatir akan masa depan putrinya itu yang jauh dari harapan kerajaan.Maka untuk membuat Merida kembali pada qodratnya seorang putri kerajaan dibuatlah sayembara mencari pendamping Merida sekaligus pewaris tahta kerajaan
konflik dalam film brave datang 3 klan bangsawan yang masing masing punya calon. Bagi Merida tak ada satupun dari mereka yang menarik perhatiannya namun tiba tiba ratu Elinor mengatakan harus ada kompetisi dengan cepat disambar oleh Merida dengan mengatakan kompetisi panah. Disebuah lapangan masing masing calon diberi kesempatan untuk memanah,siapapun yang memanah tepat pada sasaran di tengah akan menjadi pemenangnya. Setelah ketiga nya memanah tiba tiba datang seorang berjubah putih yaitu Merida sendiri yang sudah menggenggam sebuah busur panah. Dan semua hadirin kaget, Elinor tampak marah ketika melihat orang tersebut adalah Merida, seolah tak peduli dengan ibu nya Merida membidik sasaran para calon satu persatu dan tak ada satupun anak panahnya yang meleset semua yang dipanah oleh Merida pas sekali di tengah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H