Mohon tunggu...
FARIS AZHARRAMADHAN
FARIS AZHARRAMADHAN Mohon Tunggu... Bankir - mahasiswa

Assalamu'alaikum wr.wb perkenalkan nama saya Faris Azhar Ramadhan biasa di panggil faris. Saya seorang mahasiswa semester 2 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan Perbankan Syariah. Saya dari SMA Negri 16 Bandarlampung tahun 2022. Saya sudah menginjak umur 18 tahun. Saya berdomisili di Gedongmeneng,Bandarlampung,Lampung. Saya berhobi jalan jalan ke tempat yang indah untuk menikmati ciptaan tuhan. pengalaman yang membekas di hati saya adalah ketika saya jalan jalan bersama teman saya saat akhir tahun desember tahun kemarin ke bandung.Teman saya dari lampung bermotoron berdua mengunjungi saya di jakarta dan besoknya saya dan teman saya pergi ke bandung dan mengunjungi tempat tempat yang indah seperti ke bukit dan tempat tempat yang tenang. Ketika saya mengunjungi bukit pada pagi hari saya sangat senang sekali karena saya bisa menikmati ciptaan tuhan yang sangat indah dengan melihat matahri yang akan muncul dan saya bisa menenangkan pikiran di perbukitan karena disitu sangat tenang sekali karena jauh dari keramaian kemudian kami saling bertukar cerita hingga sore hari sambil menunggu matahri terbenam karena saya sangat suka sekali mlihat matahari muncul dan terbenam terkecuali matahari muncul dari barat karena itu akan menjadi akhir dari dunia ini. Mungkin itu saja pengalaman saya yang menurut saya terkesan pada umur 18 tahun saya kurang lebih nya mohon maaf wassalamu'alaikum wr.wb

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tugas Menceritakan Kembali Cerita Teman

12 Maret 2023   18:51 Diperbarui: 12 Maret 2023   18:54 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saya ingin menceritakan ulang tentang film yang baru saja di tonton oleh teman saya yaitu Reginald Pangestu, pada saat mata kuliah bahasa indonesia,Reginald menceritakan film yang sudah lama ia tonton pada saat dia masih sd yang berjudul BRAVE tahun 2012 yang di sutradarai Brenda Chapman dan bergenre aksi, dan saya akan menceritakan ulang apa yang telah Reginald ceritakan kepada saya.

cerita film tersebut berawal tentang merida yang merupakan putri di sebuah kerajaan namun tidak ada sedikitpun jiwa seorang putri dalam dirinya. Padahal,sedari kecil Merida selalu diajari ratu elinor bagaimana menjadi seorang putri kerajaan. Merida kecil tumbuh seperti anak kecil pada umumnya,main kesana kemari, pada suatu waktu ia bermain di hutan dan bertemu cahay biru yang ia sebut hantu. Ia mengikuti hantu hantu tersebut yang tanpa sadar yang menuntunnya untuk kembali ke tenda tempat ayahnya dan para pasukan. Konon katanya hantu biru tersebut adalah roh yang menuntun pada takdir. Benar saja tak lama kemudian Merida kembali ke camp tempat ayahnya, nuncul seekor beruang besar hitam yang menyerang camp ayahnya. Seketika itu ayahnya Merida menghalangi dengan sekuat tenaga dia,semantara itu ratu Elinor membawa pergi Merida secepatnya dengan mengendarai kuda. itulah sedikit cerita kisah masa kecil Merida  dan bagaimana bisa ayahnya menjadi pemburu beruang.

Merida semakin dewasa dan ratu Elinor khawatir akan masa depan putrinya itu yang jauh dari harapan kerajaan.Maka untuk membuat Merida kembali pada qodratnya seorang putri kerajaan dibuatlah sayembara mencari pendamping Merida sekaligus pewaris tahta kerajaan

konflik dalam film brave datang 3 klan bangsawan yang masing masing punya calon. Bagi Merida tak ada satupun dari mereka yang menarik perhatiannya namun tiba tiba ratu Elinor mengatakan harus ada kompetisi dengan cepat disambar oleh Merida dengan mengatakan kompetisi panah. Disebuah lapangan masing masing calon diberi kesempatan untuk memanah,siapapun yang memanah tepat pada sasaran di tengah akan menjadi pemenangnya. Setelah ketiga nya memanah tiba tiba datang seorang berjubah putih yaitu Merida sendiri yang sudah menggenggam sebuah busur panah. Dan semua hadirin kaget, Elinor tampak marah ketika melihat orang tersebut adalah Merida, seolah tak peduli dengan ibu nya Merida membidik sasaran para calon satu persatu dan tak ada satupun anak panahnya yang meleset semua yang dipanah oleh Merida pas sekali di tengah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun