Tanaman tebu adalah bahan baku dalam pembuatan gula yang biasanya kita konsumsi. Tanaman ini termasuk ke dalam tanaman semusim, dimana siklus hidupnya hanya dalam rentan waktu setahun.Â
Pemanenan tebu dilakukan dengan dua cara yaitu cara konvensional menggunakan tenaga tebang yang diperalati sebilah parang/golok dan secara modern menggunakan mekanisasi yaitu cane harvester.Â
Penggunaan mekanisasi dalam proses budidaya tanaman tebu sangat populer di luar negeri seperti Brasil, Tiongkok, Thailand, Amerika Serikat dan Australia. Namun apakah Indonesia sudah menggunakan mekanisasi dalam proses pemanenan tebu? Apakah dengan adanya mekanisasi dapat meningkatkan hasil panen tebu?
Penggunaan mekanisasi pertanian pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pekerjaan dan tenaga kerja, meningkatkan luas lahan yang dapat ditanami, menghemat energi dan sumberdaya.Â
Selain itu mekanisasi pertanian dapat meningatkan evektivitas, produktivitas, dan kualitas hasil pertanian. Di Indonesia perkembangan mekanisasi pertanian mengalami banyak hambatan baik dalam hal teknis, ekonomis, maupun sosial.Â
Namun, dalam proses pemanenan tebu di Indonesia khususnya penghasil tebu berskala besar seperti perusahaan milik BUMN, sudah menggunakan alat mekanisasi seperti di luar negeri yaitu cane harvester.Â
Cara kerja mesin ini yaitu, mesin memotong pucuk dan dedaunan tebu,material sampah seperti daun akan terbuang secara otomatis , kemudian mesin memotong batang tebu pada bagian tanaman yang mendekati tanah (pandas) dan tebu langsung dipotong dalam mesin hingga menjadi batang-batang yang lebih kecil. Tebu langsung naik ke konveyor untuk di tumpahkan ke truk pengangkut yang biasanya dilakukan secara beriringan antara cane harvester dan truk pengangkut.Â
Penggunaan mekanisasi seperti cane harvester memiliki beberapa keuntungan antara lain, kualitas panen tebu lebih baik, hasil panen tebu lebih pandas karena hal ini dapat berpengaruh terhadap produktivitas suatu areal, target areal yang dipanen jauh lebih luas , lebih efisien waktu dan tenaga kerja.
Dengan demikian penggunaan mekanisasi dalam dunia pertanian khususnya tanaman tebu memiliki banyak keuntungan. Namun dalam skala pertanian yang lebih kecil, mekanisasi masih di pandang sebelah mata dan dianggap tidak menguntungkan bagi petani karena petani masih berpedoman dengan budaya pertanian konvensional yang makin bertambahnya tahun makin tidak efisien.Â
Oleh karena itu penting adanya edukasi tentang mekanisasi pertanian untuk para petani yang masih mengadopsi cara konvensional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H