Mohon tunggu...
Nur Farikhin
Nur Farikhin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Konsep Bekerja dalam Islam

4 April 2016   10:24 Diperbarui: 4 April 2016   11:24 1658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Dokumen pribadi"][/caption]Samarinda, Kalimantan Timur.

Kita hidup di dunia ini tentu tidak terlepas dari satu kata yang namanya "bekerja", dalam bahasa Arab disebut عمــل. Kata tersebut mengandung arti yang begitu luas diantaranya beramal, bekerja, berbisnis, perbuatan dst. Kata yang selalu kita lakukan setiap saat dalam kehidupan ini dengan segala permasalahannya terkadang melupakan kita kepada makna hakiki dalam bekerja itu sendiri. Dengan bekerja dan berusaha kita bisa mendapatkan timbal balik berupa secuil materi yang dapat mencukupi keperluan diri sendiri dan keluarga.

Harus diakui bahwa dalam benak kita sudah tertanam konsep bahwa dengan bekerja atau berbuat sesuatu harus ada imbalan materi yang sesuai dengan usaha dan pekerjaan kita tanpa mempertimbangkan pihak lain yang menilai usaha atau pekerjaan kita. Yang perlu kita cermati adalah Firman Allah Swt dalam surat At-Taubah ayat 105:

وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

Dalam ayat tersebut selain diri kita ternyata ada tiga unsur yang melihat, menilai dan menentukan amal perbuatan atau pekerjaan kita.Yaitu:
Yang pertama Allah Swt sebagai Khaliq yang menciptakan kita sehingga Dialah Dzat Yang Maha Melihat segala bentuk pekerjaan fisik dan  hati dan paling layak menilai kita, sehingga Dia juga yang nantinya akan menentukan besar kecilnya balasan yang pantas kita terima baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Yang kedua Rasulullah Saw sebagai utusan Allah yang juga akan menilai amal perbuatan atau pekerjaan kita yang juga nantinya turut bersaksi di hadapan Allah Azza waJalla.
Yang ketiga Orang-orang mukmin/orang lain juga akan melihat dan menilai pekerjaan-pekerjaan kita sehingga memberikan reward yang sesuai dengan pekerjaan kita di dunia dan turut bersaksi tentang amal ibadah kita dihadapan Allah kelak di akherat.
Tiga unsur inilah yang terkadang tanpa kita sadari sering terlupakan ikut andil dalam melihat dan menilai amal dan pekerjaan kita. Seseorang yang bekerja dan mendapat imbalan yang menurutnya tidak sesuai dengan kinerjanya lalu menggerutu menyalahkan orang lain dan tanpa sadar sebenarnya menyalahkan Tuhan. Padahal yang berhak menilai dan memberikan rewardnya adalah ketiga unsur tadi. Oleh sebab itu Islam menekankan "berbuatlah/bekerjalah/berusahalah/berbisnislah dst" tidak usah terlalu memikirkan hasil sebab Allah, RasulNya dan orang-orang mukmin/orang lain yang akan menilai pekerjaan kita. Apa yang kita dapatkan itulah buah dari usaha yang kita lakukan, terkadang diberikan semua oleh Allah di dunia di lain keadaan ditunda sebagian untuk diberikan nanti atau bisa jadi sama sekali tidak diberikan di dunia tetapi di akherat kelak, aamiin.

Wallahu a'lam 

Farikhin

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun