Mohon tunggu...
Farikh ali
Farikh ali Mohon Tunggu... Lainnya - SEO Writer

Menyukai bentuk tulisan yang bisa berbicara dan memiliki nada:)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keinginan Terbesar Seorang Pedagang Nasi

20 Februari 2019   10:22 Diperbarui: 6 Maret 2019   09:22 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta - Ibu Wartini (53), seorang pedagang nasi rames yang telah berjualan di pasar Pondok Labu selama hampir 25 tahun. Bertempat tinggal di Jalan Pinang, beliau berjualan dengan tempat yang tak pasti, berpindah-pindah dari depan hingga belakang Pasar Pondok Labu.

"Saya berjualan dari belakang yah, dan sampai depan sini, di pinggir jalan", katanya saat ditemui di pasar Pondok Labu, Rabu (20/02/2019).

Saat ditanya mengenai penghasilan perhari, ia menjawab untuk membayar kontrakan dan biaya sekolah anak-anaknya. 

"Penghasilan kira-kira 500 ribu perhari, ngga tentu juga bisa kurang atau lebih, tergantung banyaknya pembeli. Dan penghasilan ini untuk membiayai sekolah kedua anak saya", imbuhnya.

Selain itu, ia memiliki keinginan untuk mempunyai tempat makan sendiri, sehingga ia bisa berjualan dengan nyaman tanpa harus berkeliling pasar dan mengganggu pejalan kaki.

"Iya, keinginan saya untuk memiliki warteg ya, tidak enak juga berjualan di pinggir jalan, mengganggu orang-orang yang jalan", tambahnya.(fad)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun