Teh panas dalam gelas juga sudah saya habiskan. Rasa dingin sore ini, membuat saya semakin lahap untuk menghabiskan. Bapak-bapak berpeci hitam bulat datang dengan sumringah. Segelas teh panas dia pesan.
Candaan ala bapak-bapak mulai tersaji, sesekali saya menimpali. Ditengah candaan itu, bapak penjaga angkringan berkata dengan nada sedikit tinggi.
Mugo berkah, nganti iso bangun omah
Mugo turah, nganti iso berangkat Mekah
Dalam bahasa Indonesia
Semoga berkah, supaya bisa bangun rumah
Semoga lebih, supaya bisa berangkat ke Mekah
Kami bersorak mengaminkan doa bapaknya. Senyum bapak penjaga angkringan tampak mengembang.
Azan Magrib mulai terdengar, sementara hujan masih mengucur dengan deras. Kali ini saya mengambil pilihan, menerobos ribuan air hujan untuk segera kembali ke asrama. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H