Mohon tunggu...
Farih LintangJati
Farih LintangJati Mohon Tunggu... Konsultan - Pelajar

SEMANGAT

Selanjutnya

Tutup

Film

Stereotip "Wong Cilik" dalam Film "Yowis Ben"

24 September 2020   21:43 Diperbarui: 24 September 2020   21:56 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Film bergenre komedi memang banyak diproduksi di Indonesia, banyak penonton yang cukup potensial untuk segmentasi genre ini, maka film komedi cukup banyak dibuat. Cukup banyak dan bermacam-macam seperti contoh comic 8 milik para jebolan dari stand up comedy. Namun yang sedikit berbeda dari biasanya, film Yowis ben ini adalah film komedi berbahasa jawa pertama di Indonesia yang masuk hingga layar lebar.

Diantara banyak rumah produksi di Indonesia Starvision merupakan rumah produksi yang memiliki konsistensi dalam menggarap film-film bergenre komedi, termasuk memproduseri film Yowis ben ini. Film ini dirilis dan tayang di bioskop seluruh Indonesia pada tahun 2018 dan disutradarai oleh Fajar Nugros.

Film ini menceritakan bahwa tentang adanya anak sekolahan dari seorang penjual pecel yakni Bayu (Bayu Skak) yang jatuh hati terhadap wanita idola di sekolahnya yakni Susan (Cut Meyriska) namun Bayu memiliki kondisi ekonomi yang pas-pasan dikarenakan ia hanyalah anak dari seorang ibu yang setiap harinya berjualan pecel, bahkan Bayu juga berjualan membawa dagangan pecel ibunya ke sekolah. Sehingga disini Bayu merasa minder kepada teman-teman yang lain dan Susan, dan ia memilih hanya memendam perasaannya itu.

Dalam satu hari, Bayu dikagetkan dengan pesan yang masuk ke dalam ponselnya, ternyata itu pesan dari Susan, Bayu pun merasa senang akan hal itu seakan-akan Susan sedang membuka hatinya. Setelah kejadian tersebut, ternyata Susan hanya meminta tolong kepada Bayu untu membantu menyiapkan pecel untuK konsumsi anak-anak OSIS.

Bayu bertekad untuk  menjadi populer seperti cowok idola di sekolahnya yakni Roy (Indra Wijaya) pacar Susan yang mahir bermain gitar dan mempunyai band sendiri di sekolah. Lalu Bayu mengajak sahabatnya yakni Doni (Joshua Suherman) untuk membuat dan mendirikan band buatan mereka sendiri. 

Lalu mereka merekrut seorang penabuh drum yakni Yayan (Tutus Thomson) dan seorang keyboardist yakni Nando (Brandon Salim). Mereka sepakat untuk menamai band mereka Yowis ben karena mereka tidak tau harus menggunakan nama apa. Yowis ben disini memiliki arti "Ya sudah biarkan saja" jika diartikan dalam bahasa Indonesia.

Dalam perjalanan mereka menitih band mereka, terdapat banyak hambatan dan cobaan yang terjadi namun mereka tetap tegar dalam menghadapinya karena mereka merupakan satu keluarga.

Kritik Sosial

Di dalam hidup bermasyarakat sekarang ini, masih cukup banyak terjadi diskriminasi sosial karena mengatasnamakan derajat sosial orang tersebut. Bila memiliki perekonomian yang baik maka orang tersebut akan di puja dan dihormati di kalangannya. 

Sedangkan mereka yang hanya hidup pas-pasan berekonomi menengah kebawah mereka bisa saja memiliki perasaan minder terhadap teman yang lain, sehingga kondisi psikologis yang juga dapat menjadi alasan mengapa kritik sosial dan permasalahan sosial ini menjadi hal yang serius dan harus diberantas di tengah masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun