Fisha harus menerima bahwa Fikri menikahi kekasih masa lalunya, Desi. Fisha harus mengadapi dilema. Dicerai atawa dimadu?? Fisha merintih serintih-rintihnya. “Jangankan aku, Tuhan saja tak berminat kau duakan.” Demi kebahagiaan suaminya, Fisha sadar bahwa satu-satunya orang yang paling rela melepas, adalah ia yang paling kuat mencintai. Karena tingkat tertinggi dalam mencinta adalah keikhlasan.
Mengapa AIR MATA SURGA?
Air mata Fisha bukanlah markah kelemahan. Namun tangiskan psikologis dan sufistik, bukan tangisan politis. Ketika Fisha menangis, itu bukan berarti dia sedang mengeluarkan senjata terampuhnya, melainkan justru berarti dia sedang mengeluarkan senjata terakhirnya. Ketika Fisha menangis, itu bukan berarti dia tidak berusaha menahannya, melainkan karena pertahanannya sudah tak mampu lagi membendung air matanya. Ketika Fisha menangis, bukan karena dia ingin terlihat lemah, melainkan karena dia sudah tidak sanggup berpura-pura kuat. Tapi ketahuilah, wanita masih tetap berdiri tegar meski pria telah menghantamnya dengan banyak rasa sakit yang mendera. Percayalah jauh di lubuk hatinya, wanita punya sejuta doa untuk pria.
Cengeng terhadap Sang Khalik adalah positif dan cengeng terhadap makhluk adalah negatif. Orang-orang yang gampang berderai air matanya ketika terharu mengingat dan merindukan Tuhannya, air mata itu akan melicinkannya menembus surga.
Fisha ingin meniru Hajar, yang begitu taat dalam ketakwaan, Asiyah, yang begitu sempurna dalam kesabaran, Khadijah, yang menjadi teladan dalam kesetiaan, Aisyah, yang menjadikan indah seisi dunia. Fisha hanyalah seorang istri yang berusaha meraih predikat “Shalihah”.
Perempuan merupakan manifestasi langsung dari sifat jamaliah Tuhan. Perempuan memiliki rahim di mana rahim inilah yang merupakan manifestasi langsung dari Tuhan. Sifat-sifat rahim/perempuan ini ya mengandung, melahirkan, menjaga, merawat, mengasihi. Perempuan adalah mata air/ ladang keramah-tamahan. Wajah perempuan sesungguhnya adalah penanda bagi Wajah Tuhan yang senantiasa hadir menghangatkan dunia dengan belaian kasih dan rahmat-Nya.
Wahai para Lelaki....
Ketika Tuhan menciptakan seorang wanita, Dia menjadikan wanita menjadi seorang yang istimewa. Tuhan membuat bahunya cukup kuat untuk menopang dunia; namun, harus cukup lembut untuk memberikan kenyamanan. Tuhan memberinya ketangguhan untuk membuatnya tetap tegar ketika orang-orang lain menyerah, dan mengasuh keluarganya dengan penderitaan dan kelelahan tanpa mengeluh. Tuhan memberinya kekuatan untuk mendukung suaminya dalam kegagalannya dan melengkapi dengan tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya. Tuhan memberinya kebijaksanaan untuk mengetahui bahwa seorang suami yang baik takkan pernah menyakiti isterinya, tetapi kadang menguji kekuatannya dan ketetapan hatinya untuk berada disisi suaminya tanpa ragu. Dan Tuhan memberinya air mata untuk diteteskan. Ini adalah khusus miliknya untuk digunakan bilapun ia perlukan.
Kecantikan seorang wanita bukanlah dari pakaian yang dikenakannya, citra yang ia tampilkan, atau bagaimana ia menyisir rambutnya. Kecantikan seorang wanita bisa dilihat dari matanya, karena itulah pintu hatinya, tempat dimana cinta itu ada.
Wahai para Lelaki....