Setelah Nabi Muhammad SAW Wafat, terpilihlah Abu Bakar sebagai Khalifah. sebelum bernama Abu Bakar ia bernama abdul ka'bah yang berarti hamba Ka'bah, namun setelah masuk menjadi seorang Muslim nama beliau di gantikan Raslullah menajdi Abdullah yang berarti hamba allah.Â
Abu Bakar di kenal sebagai sosok muslim yang berakhlak baik, penyabar, pemurah dan pemberani sehingga Rasulullah memberikannya gelar AS Shiddiq.  Abu Bakar As Shiddiq juga di kenal sebagai seorang yang memiliki tekad yang kuad dan  tidak pernah melakukan hal pun akhlah yang tercela.
Dalam masa pemerintahannya menjadi seorang Khalifah banyak terjadi penyimpang atas wafatnya Rasulullah, diantaranya pembagkangan untuk membayar Zakat dan gerakan-gerakan Murtad di bawah kepemimpinan Musailamah Al Kadzdzab.Â
Baca juga :Menggelorakan Kembali Peran Khalifah di Bumi Indonesia
Melihat penyimpangan tersebut Abu Bakar tidak hanya diam beliau mengirimkan pasukan yang di pimpin oleh Khalid bin Walid. dan terjadilah perang fisik di Yamamah pada tahun 12 H. kejadian ini tidak sedikit yang menjadi korban diantaranya 70 sahabat yang hafal Al-Qur'an terbunuh sebagai syuhada'.
Melihat kondisi tersebut dimana banyaknya para penghafal Al-Qur'an yang meninggal Umar Bin Khattab merasa khawatir terhadap kemurnian al qur'an yang di hafal oleh kaum muslim, sehingga Umar berinisiatif untuk menghadap kepada sang khalifah Abu Bakar As Siddiq.Â
Dalam pertemuannya itu Umar menyampaikan keluhannya dengan memberikan sebuah usulan yaitu untuk mengumpulkan dan membukukan Al-Qur'an sebeab peperangan Yamamah telah menyebabkan banyak penghafal Al-Qur'an yang gugur di medan perang. Umar pun khaawatir jika terjadi perang lagi akan menewaskan para penghafal Al-Qur'an.
Meski ragu dengan usulan yang di berikan Umar Bin Khattab dikarenakan pada masa Rasulullah tidak pernah terjadi bahkan di perintahkan guna membukukan Al-Qur'an. Demi kemaslahatan Ummat Muslim Abu Bakar memrintahkan Zaid Bin Tsabiit yang dikenal sebagai juru tulis Al-Qur'an dimasa Rasulullah, untuk menuliskan dan mengumpulkan kembali naskah Al-Qur'an yang masih berserakan.
Baca juga : Kebijakan Perekonomian Para Khalifah
Zaid Bin tsabit dalam melakukan perintah sang khalifah dalam melakukan tugasnya sangat teliti dan hati hati. Oleh karena itu ia tidak hanya mengandalkan hafalan yang ada di dalam pikiran dan hati para hafidz tanpa di dasari catatan yang ada pada para penulis.Â
Dalam sebuah riwayat  ditulis bahwa Zaid menyampaikan " maka akupun mulai mencari Al-Qur'an kemudian kukumpulkan ia dari pelapah kurma, dari keping keping batu, dan dari hafalan para penghafal, sampai akhirnya aku mendapatkan akhir surat At-Taubah berada pada Abu Huzaimah Al-Anshari yang tidak kudapatkan pada orang lain".