Mohon tunggu...
faridy ilman
faridy ilman Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Resilience in Nature : Adapting to Enviromental and Economic Change

27 September 2024   22:16 Diperbarui: 27 September 2024   22:18 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Moderator: Muhammad Haikal
Narasumber: Ady Saiman, Relawan Komunitas Peduli Ciliwung

21 September 2024, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University

Negara Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam yang melimpah, sayangnya dengan kekayaan alam yang kita miliki ,menjadikan negara yang perlu menghadapi tantangan serius dalam menjaga kelestariannya. Dalam beberapa dekade terakhir, kerusakan lingkungan semakin parah, mulai dari penggundulan hutan,polusi udara hingga pencemaran air. Tekanan ekonomi serta perkembangan industri yang kurang memperhatikan kelestarian lingkungan memperburuk situasi ini.

Tingginya Laju Deforestasi di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat deforestasi yang sangat tinggi di dunia. Perubahan fungsi lahan untuk perkebunan kelapa sawit, kegiatan pertambangan, dan pembangunan infrastruktur menjadi penyebab utama penyusutan hutan. Berdasarkan laporan dari Global Forest Watch, jutaan hektar hutan hilang setiap tahunnya. Dampak dari pengurangan hutan ini tidak hanya mengancam keanekaragaman hayati, tetapi juga memperburuk perubahan iklim.

Ady Saiman, seorang aktivis lingkungan dari Komunitas Peduli Ciliwung, menjelaskan bahwa penggundulan hutan di kawasan aliran sungai menyebabkan kerusakan ekosistem perairan dan memperparah pencemaran. "Ketika hutan ditebangi, tanah lebih mudah tergerus, sehingga sedimen yang masuk ke sungai seperti Ciliwung meningkat, yang pada gilirannya mempengaruhi kualitas air dan habitat di dalamnya,"

Sampah Plastik di Laut: Ancaman yang Kian Mengkhawatirkan

Selain masalah deforestasi, Indonesia juga menghadapi persoalan besar terkait limbah plastik. Laut Indonesia, yang kaya akan kehidupan laut, kini terancam oleh volume sampah plastik yang terus meningkat. Indonesia diperkirakan menjadi penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok. Limbah ini bukan hanya merusak ekosistem laut, tetapi juga membahayakan kehidupan satwa laut seperti penyu, ikan, dan burung laut yang sering kali terjebak atau salah mengira plastik sebagai makanan.

"Sampah plastik yang tidak terkelola dengan baik di daratan terbawa ke sungai, termasuk Ciliwung, hingga akhirnya bermuara di laut. Meskipun kegiatan bersih-bersih rutin dilakukan, jumlah sampah terus bertambah karena manajemen limbah yang kurang baik dan pola konsumsi yang tidak berkelanjutan," jelas Ady.

Kerusakan Lingkungan: Pencemaran Udara dan Air

Kerusakan lingkungan di Indonesia tidak hanya terbatas pada deforestasi dan sampah plastik. Pencemaran air dan udara juga menjadi masalah serius. Banyak sungai di perkotaan, seperti Ciliwung, tercemar oleh limbah industri dan rumah tangga. Selain itu, kualitas udara di kota-kota besar seperti Jakarta semakin memburuk, berdampak negatif pada kesehatan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun