Mohon tunggu...
farid wong
farid wong Mohon Tunggu... -

hanya lelaki yang kebetulan lewat, sama sekali tak hebat, tapi suka bersahabat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menikmati Samy Thiebault Quartet di Jazz Mben Senen

30 November 2016   12:14 Diperbarui: 1 Desember 2016   01:54 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ya, hanya bisa menikmati karena saya cuma penikmat jazz, tak lebih dari itu. Baru sekali ini saya menonton Samy Thiébault Quartet. Maklumlah, mereka dari Prancis, dan sepertinya memang baru Senin (28/11) malam lalu berpentas di Yogyakarta.

Di kuartet tersebut selain Samy Thiébault yang memainkan tenor saxophone, soprano saxophone dan flute, ada Adrien Chicot (piano), Sylvain Romano (kontrabas) dan Philippe Soirat (drums). Malam itu mereka memainkan sejumlah repertoar (saya tak menghitung jumlahnya) yang diambil dari beberapa album mereka.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Hujan masih mengguyur kota Yogya ketika penonton tampak berdesakan di posisi-posisi yang bisa untuk berteduh, dan menyaksikan permainan Samy dan kawan-kawan. Suara tepuk riuh terdengar saat Samy atau pemain lainnya usai menyuguhkan kepiawaian improvisasi – yang tentunya menjadi hal utama dalam permainan musik jazz.

Komposisi demi komposisi yang dimainkan tak pernah saya dengar sebelumnya, bahkan judulnya pun saya tidak tahu. Tapi seperti inilah yang saya suka. Bunyi-bunyi yang dilontarkan lebih imajinatif sehingga saya sendiri bisa bebas berimajinasi dalam menikmatinya. Ekspresi musikal mereka menebarkan berbagai rasa, pastinya rasa yang menyenangkan yang tanpa disadari membuat kaki saya bergoyang.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Sejauh yang saya dengar, ini pun berdasar secuil pengetahuan saya dalam musik, Samy sepertinya memasukkan berbagai elemen rasa dalam karya-karya yang dimainkan. Kadang-kadang ia sisipkan “rasa” Timur Tengah, Afro-Cuban, bebop dan lain-lain. Kesemuanya itu mengalir begitu saja seperti air – kadang mengalir tenang, beriak, bergelombang, bahkan menjadi air terjun yang mengejutkan.
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Senyampang musik terus mengalun, saya terus menikmatinya dan sesekali menyeruput kopi hangat dan ngobrol dengan sejumlah kawan. Beginilah nyamannya berada di Jazz Mben Senen di mana Samy dan kawan-kawan unjuk penampilan di Yogyakarta.

Perhelatan mingguan Jazz Mben Senen ini secara rutin digelar setiap Senin malam di pelataran Bentara Budaya Yogyakarta, dan selalu hadir pula penjual kopi dengan ramuan istimewanya. Panggung ini biasanya didominasi dengan jam session oleh para penggiat jazz, yang kebanyakan orang-orang muda, yang tinggal di Yogyakarta. Kebetulan Senin malam lalu Samy Thiébault Quartet menjadi bintang tamu utamanya.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Samy Thiébault, yang gaya permainannya dikatakan mengacu pada John Coltrane dan Joe Henderson, pernah mengenyam pendidikan musik tradisional di Conservatoire de Bordeaux, lalu melanjutkan studi jazz-nya di konservatori bergengsi, Conservatoire National Supérieur de Musique di Paris. Ia pun penyandang gelar master filsafat dari Universitas Sorbonne.

Jazz dan filsafat ternyata sudah bercokol dalam diri Samy. Sampai-sampai ada yang berpendapat bahwa tak mengherankan bila sejumlah albumnya diilhami “literatur Charles Baudelaire, Friedrich Nietzsche sampai falsafah India.” Terus terang, kemampuan diskursif saya belum sampai ke ranah itu. Sekali lagi, saya hanya penikmat musik jazz :).

**Semua foto adalah koleksi pribadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun