Yang namanya "panggilan alam" memang harus disegerakan pelaksanaannya. Siapa sih yang kuat menahan hasrat BAB (buang air besar) atau BAK (buang air kecil), atau keduanya? Tapi, apa jadinya bila tempat untuk memenuhi panggilan tersebut tak tersedia? Pastilah kalang kabut.
Barangkali begitulah salah satu alasan keberadaan toilet umum yang berada di kawasan wisata Titik Nol Kilometer Yogyakarta, atau lebih akrab dijuluki Titik Nol Jogja. Toilet yang diresmikan penggunaannya sejak Januari 2018 ini terletak di area parkir umum di depan Bank Indonesia. Pembangunannya menyedot dana sebesar Rp 5,7 miliar. Wow!
Bisa dikatakan, ini toilet mewah, bahkan bertaraf internasional -- begitulah yang disampaikan seorang reporter televisi swasta dalam laporannya. Media setempat menyebutkan, toilet bawah tanah ini memiliki enam toilet pria, 10 urinoir, 12 toilet wanita, dan satu toilet untuk difabel. Selain ber-AC, ia juga dilengkapi satu ruang laktasi.
Dari luar, bangunan toilet itu memang terlihat mentereng, berdinding kaca bening di sekelilingnya. Jika saja tak ada tanda yang melambangkan pria dan wanita yang biasa terpasang di toilet-toilet pada umumnya, bisa saja orang mengira tempat ini stasiun subway atau stasiun kereta bawah tanah. Hehehe...
Rasa gerah di luar akibat terpaan terik mentari langsung tereliminasi saat memasuki ruangan toilet. Rapi, bersih dan, yang paling penting, tidak bau pesing sebagaimana kebanyakan toilet umum lainnya. Dua petugas kebersihan yang saya jumpai sepertinya selalu siap menjalankan tugasnya, juga menjaga agar kondisi toilet tetap kering, tidak becek.
Keberadaan toilet baru dan mewah ini tentulah sangat bermanfaat, dan pasti sangat membantu bagi yang hendak buang hajat. Yang lebih bermanfaat lagi adalah aksesibilitas bagi difabel. Bagi saudara-saudara kita yang menggunakan kursi roda, ada fasilitas untuk menurunkan mereka hingga ke toilet, dan ada toilet khusus untuk mereka. Bahkan tersedia ruang khusus untuk ibu-ibu yang hendak menyusui bayi-bayinya.
Sekitar dua setengah bulan setelah dibuka untuk umum, kondisinya memang masih terjaga baik. Harapannya, jangan sampai di hari-hari, bulan-bulan atau tahun-tahun berikutnya, kondisinya justru berbalik. Kita tak ingin yang disebut terakhir ini terjadi, tentunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H