Perjalanan waktu ke masa depan mungkin menurut orang-orang itu adalah hal yang biasa-biasa aja. Tapi, kalau melihat masa depan sendiri tentu kita merasa bahagia. Masa depan tidak ditentukan oleh kita, namun kalau kita pikirkan masa depan mulai dari sekarang, mungkin masa depan itu akan muncul di masa depan nanti. Seperti itulah aku.
Aku adalah seorang pelajar berusia 16 tahun.
Kisah ini berawal saat aku menulis cerita tentang masa depan seperti apa yang aku inginkan? Tentu banyak yang aku tulis di buku catatan pribadiku. Seperti istri apa yang aku inginkan, mau anak berapa, atau saya bercita-cita jadi apa. Banyak yang aku tulis di buku catatanku. Namun, aku tak mau ada yang melihat buku catatanku. Nantinya, mereka menganggap aku ini gila. Aku juga tak mau dibilang gila.
Sampai suatu hari, buku catatanku tertinggal di taman saat sesudah pengambilan rapor. Berhubung juga orang tuaku belum muncul, jadi raporku belum diambil. Kebetulan juga wali kelasku melihat buku catatanku di taman sekolah, dan beliau memanggilku.
“Nak, apa yang kau tulis ini?” tanya wali kelasku.
“Itu, masa depan yang akan aku impikan.”