Mohon tunggu...
ari_usman
ari_usman Mohon Tunggu... -

I was a young writer. If the writing is far from perfect, it means I am still a beginner. Please be advised, since want to be a novelist talents.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menjadi Ayah Sebelum Mudik

3 Juli 2016   18:26 Diperbarui: 3 Juli 2016   18:36 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : news.liputan6.com

Hari ini, tanggal 21 Juni 2016. Harry, kepala staf di bidang tata usaha, mendapatkan gaji terlebih dulu dari jadwal yang seharusnya. Karena Harry sedang menjaga istrinya yang tengah hamil 9 bulan yang bernama Fika.

Di suatu pagi, Harry pergi bekerja dengan membawa mobil-nya. Walaupun ini bulan Ramadhan, tapi Harry tetap bekerja selama bulan Ramadhan. Harry sangat handal dalam mengabsensi masuk kerja, dan juga tepat waktu dalam bekerja. Harry pun masuk dalam ruangan khusus kepala staf. Dan Harry sudah dihadapkan dengan beberapa penandatangan dokumen hari ini. Sebagai kepala staf, Harry harus menandatangani semua dokumen-dokumen ini.

Lalu tiba-tiba, ada seseorang yang mengetuk pintu, dan Harry pun mempersilakan masuk orang yang mengetuk pintu-nya.

“Iya, masuk!”

Rupanya orang yang masuk itu ternyata adalah temannya sendiri yang bernama Yudha.

“Eh, Harry. Mudik-nya kapan? Kan kau ada rencana mudik tahun ini.” ujar Yudha sedikit menggoda Harry.

“Kan istriku sedang hamil. Tahu-tahu nanti air ketubannya akan pecah lagi, jadi aku harus membawanya ke rumah sakit.”

“Terus, mudik kapan?”

“Kurasa aku tidak jadi mudik tahun ini, karena istriku akan melahirkan. Tahu-tahu juga, nanti istriku akan melahirkan menjelang Lebaran, jadi nanti tak ada persiapan untuk mudik.”

“Lalu, perkiraan Dokter kapan?”

“Perkiraan Dokter sih sekitaran 2 minggu lagi. Nah ini baru tanggal 21. Nanti 2 minggu ke depan, udah hari raya. Jadi, pilihanku sudah bulat. Tak bisa mudik tahun ini.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun