Faridsyah Al Muluk, yang akrab disapa "Farid" atau "Aida," adalah seorang mahasiswa Film dan Televisi di Politeknik Negeri Media Kreatif di Jakarta. Meskipun panggilannya mungkin menimbulkan kesan bahwa dia adalah seseorang yang santai, Farid adalah individu yang sangat serius dalam merancang dan memikirkan segala hal, terutama ketika berbicara tentang dunia perfilman.
Sebagai seorang mahasiswa Film dan Televisi, tekad Farid dalam menjalani kehidupannya luar biasa. Dia adalah salah satu yang jarang mengekspresikan ketidakpuasannya pada efek khusus di film-film Hollywood terbaru. Seringkali, dia bertanya, "Mengapa tidak ada efek yang lebih realistis dalam adegan ini?" Di sisi lain, saat orang lain mungkin hanya berkomentar tentang kostum mencolok pahlawan super, Farid dengan seriusnya mencoba memecahkan masalah-masalah film dengan teori-teori yang rumit.
Tentu saja, dedikasi Farid terhadap dunia perfilman adalah sesuatu yang patut dibanggakan. Kemampuannya merancang alur cerita yang menegangkan membuatnya menjadi salah satu mahasiswa yang dihormati di kampusnya. Namun, terkadang, dia mungkin terlalu serius dalam pendekatannya sehingga teman-temannya merasa bahwa dia juga perlu merasakan sedikit kegembiraan dalam hidupnya.
Farid adalah seorang individu yang memiliki bakat besar dalam merancang alur cerita yang mendalam dan memikirkan setiap detail. Namun, mungkin saatnya dia juga memberi dirinya kesempatan untuk melepaskan diri dari beban berpikir yang terlalu dalam dan menikmati momen kebahagiaan. Terkadang, menari sejenak atau bersenang-senang dengan teman-teman bisa menjadi cara yang sempurna untuk menjaga keseimbangan antara dedikasi yang kuat terhadap pekerjaan dan kehidupan sosial yang lebih santai.
Dalam dunia perfilman, memiliki individu seperti Farid adalah berkah. Mereka adalah mereka yang tidak hanya berfokus pada hiburan semata, tetapi juga berusaha untuk membawa kualitas yang lebih tinggi ke dalam industri. Jadi, mari kita tetap menghargai dedikasi Farid terhadap karyanya, sambil juga mengingatkannya bahwa hidup tidak selalu harus begitu serius. Satu atau dua tarian mungkin bisa membuatnya merasa lebih bahagia, tanpa mengorbankan kualitas pekerjaannya.
