Ketua Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) DPD Jambi, Duma mengatakan, candi ini juga memiliki banyak kesamaan dengan candi Buddha yang ada di Bangladesh. Kesamaan itu dilihat dari batu bangunan yang digunakan serta bentuknya secara keseluruhan. "Candi ini mirip dengan candi yang ada di Bangladesh, Selain itu, bila arsitekturnya dilihat lebih saksama, candi-candi di kawasan ini didominasi oleh corak khas peninggalan sejarah Buddha Tantrayana. Kendati demikian, tetap ada beberapa bangunan candi yang memiliki sentuhan ajaran Hindu
Candi Muaro Jambi tidak lagi digunakan sebagai tempat ibadah Buddha. Candi ini ditemukan pada abad ke-7 hingga ke-12 Masehi dan digunakan sebagai tempat peribadatan dan belajar agama Buddha. Namun, sejak ditinggalkan pada abad ke-12, candi ini tidak digunakan lagi untuk keperluan agama Buddha. Pada masa sekarang, candi ini telah menjadi kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) dan digunakan untuk tujuan sejarah dan pariwisata, serta sebagai sumber belajar bagi mahasiswa pendidikan sejarah. Karna telah menjadi kawasan cagar budaya nasional candi muaro jambi tidak digunakan lagi dalam kegiatan beribadah
Saat ini Candi Muaro Jambi tidak lagi digunakan sebagai tempat ibadah Buddha. Candi ini ditemukan pada abad ke-7 hingga ke-12 Masehi dan digunakan sebagai tempat peribadatan dan belajar agama Buddha. Namun, sejak ditinggalkan pada abad ke-12, candi ini tidak digunakan lagi untuk keperluan agama Buddha. Pada masa sekarang, candi ini telah menjadi kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) dan digunakan untuk tujuan sejarah dan pariwisata, serta sebagai sumber belajar bagi mahasiswa pendidikan sejarah
Tradisi lisan masyarakat sekitar tentang Candi Muaro Jambi berfokus pada cerita rakyat yang dikembangkan melalui akses jalan stapak dan jembatan, sehingga keberadaan candi ini tidak begitu banyak orang yang mengetahuinya. Cerita rakyat ini juga berisi tentang keunikan candi, seperti luas wilayahnya yang mencapai 3.981 hektare, serta memiliki sekurang-kurangnya 82 buah sisa bangunan bata yang mengelompok dan dikelilingi tembok pagar keliling
Candi Muaro Jambi adalah peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang digunakan sebagai tempat peribadatan dan belajar agama Buddha. Candi ini terletak di Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, di tepi Sungai Batanghari. Candi Muaro Jambi dibangun menggunakan bata merah dan pada dindingnya belum ditemukan pahatan-pahatan relief.Â
Fungsi Candi Muaro Jambi yaitu pernah digunakan sebagai tempat peribadatan dan belajar agama Buddha, karena ditemukan corak buddhisme serta penemuan tulisan aksara Jawa Kuno. Candi Muaro Jambi dibangun sejak abad ke-7 sampai ke-12 Masehi, namun ada juga yang menuliskan candi ini mulai dibangun sejak abad ke-4 Masehi.Â
Candi ini memiliki keunikan sebagai kompleks percandian terluas di Indonesia dan Asia Tenggara, dengan luas mencapai 3.981 hektare. Candi Muaro Jambi juga memiliki keunikan sebagai situs yang memiliki 110 bangunan candi, yang terdiri dari 39 kelompok candi. Candi Muaro Jambi telah ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) dan diperkirakan meliputi 11 candi utama serta 82 reruntuhan candi yang tertimbun dalam gundukan-gundukan membentuk bukit kecil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H