Mohon tunggu...
Farid Fotografi
Farid Fotografi Mohon Tunggu... -

Tulisan saya yang lain ada di www.menantifotografi.blogspot.com dan saya Hanya Fotografer biasa yang ingin berkarya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sambil Menunggu Hujan (Street Photo)

8 Desember 2015   13:12 Diperbarui: 8 Desember 2015   14:38 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Menerabas hujan"][/caption]

Ketika hujan turun deras dan kita sedang berada di jalanan, terutama yang sedang mengendarai motor (apalagi pas gak bawa jas hujan), mau tidak mau kita berhenti sejenak untuk sekedar berteduh dari terpaan hujan. Penulis tidak membahas bagaimana motor-motor itu berhenti sesuka pengemudinya. Dan di mana tempat-tempat yang menjadi "kegemaran" pengemudi motor untuk bisa berhenti sejenak sambil menunggu hujan. Kolong jembatan, halte, emperan toko biasanya adalah tempat-tempat favorit mereka untuk menghindari hujan. Penulis hanya ingin berbagi, bahwa ketika hujan sedang turun, kitapun bisa memotret banyak peristiwa. Mulai dari lalu lalang kendaraan, kegiatan orang yang sedang berteduh, bahkan hal-hal yang kadang mengundang rasa iba. Cobalah sesekali (buat siapa saja) amati sekeliling pembaca ketika sedang berteduh saat hujan turun. Banyak wajah-wajah cemas, wajah-wajah pasrah, bahkan wajah-wajah yang acuh tak acuh.

Bahkan tak jarang, ada kesendirian ketika hujan turun. Semua bisa kita lihat. Ada pembelajaran tersendiri buat diri kita. Ada sesuatu yang bisa kita ambil dari setiap suasana. Contoh, yang membawa kendaraan motor ketika berteduh akan melamun membayangkan "betapa enaknya jika punya mobil, tidak kehujanan, tidak kepanasan". Yang membawa mobil juga para pengemudinya juga berpikir " Waduh, hujan turun, mana mobil baru dicuci atau waduh, hujan begini bakal macet nih, pasti banyak motor pada parkir sembarangan karena pada neduh".

Padahal di luar pemikiran mereka, masih banyak yang terjadi. Bagaimana ketika hujan turun, para pedagang jas hujan bersorak sorai karena dagangannya akan laku terjual. Bagaimana para pedagang es atau rujak akan tertunduk lesu, karena (mungkin) dagangannya tidak habis karena turun hujan. 

[caption caption="Pedagang Jas Hujan"]

[/caption]

Semua akan mengalami masa nya sendiri. Semua akan ada waktunya sendiri. Intinya kita harus bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki. Dengan kata lain kita tidak menyalahkan kondisi yang terjadi. Sembari menunggu hujan, penulis teringat dengan salah satu genre dalam fotografi, yaitu Street Photography. Dalam genre itu dikatakan bahwa memotret street haruslah spontan dan terjadi pada satu waktu.

Tidak harus di jalanan, ruang publik yang lain pun bisa dilakukan memotret genre ini, asalkan sesuai dengan etika dan etiket yang berlaku. Penulis pun merekam beberapa moment ketika sedang berteduh. Mencoba merekam sembari memetik pelajaran yang bisa didapat ketika memotret dalam cuaca hujan. Mencoba menyelami arti dari sebuah ucapan "bersyukur". Sekaligus mengasah kemampuan memotret dalam kondisi hujan.

Bahwa hujan tak selamanya menjadikan kita jadi malas, menjadikan "tekanan batin" tersendiri. Ada kegembiraan, ada semangat, ada kesedihan, ada kreativitas, ada yang bahagia bahkan ada yang mencari nafkah di tengah-tengah hujan. Jadi silahkan tersenyum dengan kondisi apa pun.

[caption caption="Mogok"]

[/caption]

Foto dibawah ini diambil dari : http://menantifotografi.blogspot.co.id/2015/05/senandung-trik-foto-tema-hujan.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun