Mohon tunggu...
Farid Refada Rafly
Farid Refada Rafly Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi S1 Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penjelajah lautan psikologi yang realistis dan antusias belajar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Psikotropika: Pengertian, Jenis, dan Cara Kerjanya dalam Pengobatan Gangguan Kesehatan Mental

10 Mei 2024   16:45 Diperbarui: 10 Mei 2024   19:40 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kesehatan merupakan aspek yang tak ternilai harganya dalam kehidupan manusia. Ia menjadi kunci utama kita untuk menjalani hidup yang penuh makna. Kesehatan bukan hanya sebatas kondisi fisik yang bugar dan bebas penyakit, melainkan juga keseimbangan dengan kesehatan mental. Dimensi fisik merujuk pada tubuh yang berfungsi dengan baik, bebas rasa sakit dan penyakit. Sedangkan dimensi mental berkaitan dengan keseimbangan emosi, pikiran, dan jiwa yang tenang dan stabil.

Dewasa ini, kesehatan mental kian menjadi perhatian di mata masyarakat seiring dengan berkembangnya teknologi dan informasi. Pasien dengan gangguan kesehatan mental akan ditangani melalui konseling dengan konselor atau psikolog. Pada gangguan tahap lanjut, pasien akan diberi resep obat yang akan membantu mengurangi gejala-gejala gangguan mental yang diidapnya.

Apa itu Psikotropika?

Menurut UU No. 5 Tahun 1997, Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Adapun jenis psikotropika berdasarkan penggunaan klinis dibagi menjadi 4, yakni:

Antipsikosis

Jenis psikotropika yang pertama adalah antipsikosis atau yang sering disebut neuroleptics. Psikosis sendiri adalah istilah untuk suatu kondisi mental dimana penderitanya sulit membedakan kenyataan dan imajinasi. Kondisi ini biasanya ditandai dengan munculnya delusi dan halusinasi.

Obat anti psikosis bekerja dengan cara mengurangi sensitivitas reseptor otak yang merespon dopamin. Adapaun jenis dari antipsikosis yakni AGP (Antipsikosis Generasi Pertama) seperti Haloperidol, Triflupherazin, dan Chloropromazin, dan AGK (Antipsikosis Generasi Kedua) seperti Clozapin, Risperidon, dan Olanzapin.

Antidepresan

Obat antidepresan merupakan jenis obat-obatan yang digunakan pada terapi gangguan depresi mayor dan kondisi lainnya, seperti gangguan kecemasan, nyeri kronis, dan mengatur ketergantungan zat. Selain itu jenis obat ini juga digunakan untuk pengelolaan gangguan makan, impuls gangguan kontrol, disfungsi seksual, dan beberapa gangguan kepribadian. Antidepresan juga terbagi menjadi beberapa macam yakni:

  • Monoamine Oxidase Inhibitors (MAOIs), merupakan jenis antidepressan yang dapat meningkatkan kadar norepinefrin dan serotonin pada otak dengan cara mencegah enzim yang menonaktifkan saraf-saraf penghantar tersebut.

  • Antidepresan Trisiklik, berfungsi meningkatkan norepinefrin dan serotonin dengan mencegah reabsorpsi normal zat-zat tersebut oleh sel-sel yang telah mengeluarkannya.

  • Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI), bekerja dengan prinsip yang sama dengan trisiklik namun hanya berfokus pada peningkatan serotonin.

  • Selective Noreponephrine Reuptake Inhibitor (SNRI), merupakan bentuk pengembangan dari SSRI yang pada beberapa bukti juga mampu menangani pain syndrome dan fibromyalgia.

Antiansietas 

Antiansietas adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati gejala gangguan kecemasan. Obat ini bekerja dengan cara meningkatkan aktivitas penghantar gamma-aminobutyric acid (GABA). Telah diperkirakan bahwa sepertiga sistem saraf pusat manusia menggunakan GABA sebagai neurotransmiter penghambat utama yang berperan dalam meregulasi kecemasan dan merupakan sasaran dari benzodiazepine (salah satu kelas obat antiansietas) dan obat obatan lain yang serupa.

 Obat ini dapat membantu bagi pengidap gangguan panik dan pengidap serangan kecemasan akut. Adapun jenis dari obat antiansetas diantaranya adalah klordiazepoksid, diazepam, klorazepat, lorazepam, dan halozepam. Obat golongan antiansietas digunakan untuk terapi jangka pendek dan hanya boleh dipakai sesuai resep dokter.

Antimania

Obat antimania umumnya digunakan untuk menangani penderita dengan gangguan bipolar akut dan pada perawatan jangka panjang. Selain itu, antimania atau mood stabilizer juga bisa digunakan pada perawatan pasien pengidap gangguan skizoafektif, gangguan depresi mayor, skizofrenia, PTSD, autisme, dan gangguan kepribadian. Antimania umumnya juga dipercaya memiliki tujuan untuk mengurangi gejala-gejala iritabilitas, agresi, kemarahan, impulsivitas, daan kecemasan akut.

Jenis obat-obatan ini memiliki cara kerja yang kompleks, yang mana mempengaruhi neurotransmisi pada otak. Secara umum, mood stabilizer bekerja dengan cara menormalkan kadar sitokin pro-inflamatori perifer. Antimania yang umum digunakan antara lain seperti lithium karbonat, valporate, dan lamotrigine.

Dari uraian diatas, perlu diketahui bahwa obat-obatan tersebut hanya bisa didapatkan melalui resep dokter. Seperti kebanyakan obat-obatan yang lainnya, psikotropika juga memiliki efek samping seperti kantuk, mual, mulut kering, dll. Selain itu, psikotropika juga tidak bisa sepenuhnya menyembuhkan gangguan psikis pada penderita, melainkan hanya membantu mengatasi gejala-gejalanya saja. Berbagai macam terapi dari psikolog dapat dilakukan untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun