Mohon tunggu...
Farid FR
Farid FR Mohon Tunggu... Mahasiswa - Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta

Just an ordinary guy who wants to graduate from college quickly for the sake of my wife and parents.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Refleksi Warisan Perjuangan Diponegoro: Penguatan Jaringan Sosial untuk Ketahanan Komunitas

19 Juli 2024   21:04 Diperbarui: 19 Juli 2024   22:34 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua abad telah berlalu sejak Pangeran Diponegoro memimpin perlawanan heroik melawan penjajahan Belanda di tanah Jawa. Namun, semangat dan strategi perjuangannya tetap relevan hingga kini, terutama dalam konteks penguatan jaringan sosial dan peningkatan ketahanan komunitas. Di era yang penuh tantangan dan ketidakpastian ini, kita perlu merefleksikan kembali warisan Diponegoro dan mengadaptasikannya untuk menghadapi permasalahan kontemporer.

Artikel ini akan mengkaji relevansi strategi perlawanan dan solidaritas Pangeran Diponegoro dalam membangun jaringan sosial yang kuat untuk meningkatkan ketahanan komunitas terhadap berbagai tantangan sosial dan ekonomi. Kita akan melihat bagaimana prinsip-prinsip yang digunakan Diponegoro dapat diterapkan dalam konteks modern untuk menciptakan komunitas yang lebih tangguh dan berdaya.

Warisan Strategis Pangeran Diponegoro

Sebelum kita menganalisis relevansi perjuangan Diponegoro dalam konteks modern, mari kita telaah beberapa aspek kunci dari strategi perlawanannya. Pada masa perjuangan perlawanannya, Diponegoro berhasil menyatukan berbagai lapisan masyarakat, dari petani hingga bangsawan, dalam perjuangannya. Ia juga berhasil menggalang dukungan dari berbagai kelompok etnis di Jawa. Dapat dikatakan bahwa Pangeran Diponegoro berhasil membangun aliansi lintas kelas dan etnis dalam masyarakat. Pangeran Diponegoro juga mampu menggabungkan nilai-nilai lokal sebagai perekat sosial seperti nilai Islam dengan tradisi Jawa untuk menciptakan narasi perjuangan yang kuat dan relevan bagi masyarakat lokal.

Pada masa peperangan, perlawanan Diponegoro terkenal dengan taktik gerilya yang adaptif, mampu bertahan menghadapi kekuatan militer Belanda yang lebih besar. Hal tersebut juga diikuti oleh kemampuan komunikasi Diponegoro yang efektif, yang mampu menyampaikan visinya dan menginspirasi para pengikutnya. Disamping itu, perjuangan Diponegoro bukan hanya melawan penjajah, tetapi juga untuk menciptakan tatanan sosial yang lebih adil bagi masyarakat Jawa.

Relevansi dalam Konteks Modern

Dalam era yang semakin terfragmentasi, kemampuan untuk membangun aliansi lintas sektor menjadi sangat penting. Komunitas yang tangguh adalah komunitas yang mampu menggabungkan kekuatan dari berbagai elemen masyarakat. Membentuk forum multi-stakeholder yang melibatkan pemerintah lokal, bisnis, akademisi, dan organisasi masyarakat sipil untuk mengatasi isu-isu komunitas dan mengembangkan program mentoring lintas generasi, di mana kaum muda dan lansia dapat saling berbagi pengetahuan dan pengalaman merupakan contoh yang dapat merefleksikan warisan perjuangan Pangeran Diponegoro.

Seperti Diponegoro yang menggunakan nilai-nilai lokal, komunitas modern perlu menggali dan merevitalisasi kearifan lokal sebagai fondasi ketahanan.Implementasi dari konsep tersebut dapatdilakukan dengan cara mengintegrasikan konsep-konsep tradisional seperti gotong royong atau kearifan lingkungan lokal dalam program pembangunan komunitas serta mengembangkan kurikulum pendidikan yang menggabungkan pengetahuan modern dengan kearifan lokal.

Strategi gerilya Diponegoro juga mencerminkan kemampuan adaptasi yang tinggi. Di era yang cepat berubah, komunitas perlu mengembangkan kemampuan untuk beradaptasi dan berinovasi. Komunitas modern dapat membentuk "lab inovasi sosial" di tingkat komunitas untuk mengembangkan solusi kreatif terhadap tantangan lokal dan mengadopsi pendekatan "agile" dalam manajemen proyek komunitas, memungkinkan fleksibilitas dan pembelajaran cepat.

Kemampuan Diponegoro dalam komunikasi dan membangun narasi perjuangan sangat relevan di era informasi ini. Strategi yang dapat ditempuh dalam penguatan jaringan sosial yaitu mengembangkan platform digital untuk berbagi cerita sukses dan pembelajaran dari inisiatif komunitas. Melatih "duta komunitas" yang mampu mengartikulasikan visi dan nilai-nilai komunitas kepada berbagai pemangku kepentingan juga menjadi satu cara yang dianggap penting dalam membangun jaringan sosial.

Fokus perjuangan Pangeran Diponegoro pada keadilan sosial harus tetap menjadi kompas moral dalam upaya penguatan komunitas. Mengembangkan sistem ekonomi komunitas yang inklusif, seperti koperasi atau bank waktu komunitas dan membentuk mekanisme resolusi konflik berbasis komunitas untuk mengatasi ketidakadilan dan ketimpangan termasuk bentuk perjuangan dengan tujuan ketahanan komunitas.

Strategi Implementasi

Untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip di atas dalam konteks modern, berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan:

  • Pemetaan Aset Komunitas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun