Mohon tunggu...
Farid Muhammad
Farid Muhammad Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Survei Stratak Indonesia, Eramas Ungguli Djoss di Pilgub Sumut

28 Maret 2018   10:07 Diperbarui: 28 Maret 2018   10:12 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lembaga Survei Stratak Indonesia merilis hasil survei Pilgub Suumatera Utara (Sumut) 2018. Hasilnya, elektabilitas pasangan Edy Rahmayadi - Musa Rajekshah (Eramas) lebih unggul dari pasangan Djarot Saiful Hidayat - Sihar Sitorus (Djoss).

Direktur Stratak Indonesia Oktarina Soebardjo mengatakan, survei dilakukan berdasar pertanyaan tertutup atau responden langsung disuguhkan dua pasangan calon. Elektabilitas Edy - Musa mencapai 36,91 persen lebih unggul dibanding pasangan Djarot - Sihar yang mendapat 24,71 persen. Selisih kedua pasangan itu memcapai angka 12,2 persen.

dokpri
dokpri
Dikutip dari jawapos.com Selasa (27/3), Oktarina menyatakan bahwa selisih itu cukup tinggi karena ada di atas margin error survei ini.

Oktarina menjelaskan, Stratak Indonesia melakukan wawancara tatap muka dengan 820 responden dengan teknik multistage random sampling. Margin of error survei ini sebesar 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Menurut Oktarina, yang menarik dari temuan survei ini adalah masih tingginya angka undecided voters. Nilainya mencapai 38,38 persen, jauh lebih tinggi dibanding raihan elektabilitas Edy - Musa.

Dalam survei ini, Oktarina menjelaskan pasangan calon yang dinyatakan tidak memenuhi syarat oleh KPU tidak ikut disurvei. Pengukuran hanya dilakukan kepada dua pasangan calon yang head to head.

Pihaknya juga mengingatkan kemungkinan rendahnya partisipasi masyarakat dalam Pilgub Sumut 2018. Hal itu ditandai dengan masih rendahnya tingkat pengenalan para calon dan tingginya angka yang belum memutuskan.

Menurut Oktarina, jika tidak diantisipasi dari sekarang, bukan tidak mungkin fenomena Pilgub Sumut 2013 akan terulang. Yaitu partisipasi pilkada di bawah 50 persen. Fenomena itu bagi Oktarina sangat memalukan. Kalau itu terjadi lagi, berarti sosialisasi gagal. Pesta demokrasi tidak menarik minat rakyat untuk ikut meramaikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun