Aksi Zaadit Taqwa Ketua BEM UI yang memberikan kartu kuning kepada Presiden Jokowi menimbulkan pro dan kontra. Sebagian pihak menganggap sikap tersebut kurang sopan, namun sebagian yang lain menganggap sah-sah saja. Akan tetapi, sikap Presiden Jokowi sendiri berdasarkan informasi dari Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi, adalah tidak tersinggung. Presiden tetap mengikuti acara hingga selesai. Ia juga tidak memerintahkan apa-apa kepada jajarannya terkait peristiwa tersebut.
Sikap kritis mahasiswa terhadap pemerintah serta sikap Presiden Jokowi yang tidak tersinggung sama-sama patut diapresiasi. Suatu bangsa yang ingin maju, sudah tentu harus ada pihak yang mau memberikan kritik, sekaligus ada pihak yang dengan lapang dada menerima kritik. Dengan dua sikap tersebut, maka bangsa ini akan bisa lebih maju, dan mengejar ketertinggalan dengan bangsa-bangsa lain. Tidak ada bangsa maju di dunia ini yang membungkam kritik dari rakyatnya sendiri.
Kita berharap bahwa sikap saling terbuka demi kemajuan bangsa ini bisa terus dipertahankan. Jangan sampai rakyat hanya diam saja terhadap apa yang menurutnya tidak tepat sehingga pemerintah pun menjadi tidak bisa mengetahui apa isi hati rakyatnya.
Sementara itu, mengenai aksi mahasiswa yang dinilai kurang sopan, hal tersebut termasuk ranah teknis yang bisa didiskusikan. Tentu lebih baik jika kritikan kepada pemerintah disampaikan dengan cara yang lebih elegan dan sesuai dengan forumnya. Ada baiknya, pemerintah menambah porsi diskusi dengan rakyat khususnya mahasiswa untuk mengetahui bagaimana aspirasi rakyat khususnya mahasiwa. Dengan demikian, kejadian aksi kartu kuning oleh mahasiswa yang tidak pada tempatnya tidak perlu terjadi lagi. Majulah Indonesia (Oleh : Farid Ma'ruf; pengamat sosial dan CEO CV Satu Langit, tinggal di Yogyakarta).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H