Mohon tunggu...
Farid
Farid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo, perkelankan nama saya Farid, saya disini masih seoarng mahasiswa yang memiliki hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mendukung Produk Dalam Negeri Sebagai Wujud Asli Cinta Tanah Air

19 Desember 2024   18:27 Diperbarui: 19 Desember 2024   18:27 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada era globalisasi saat ini, manusia sudah memiliki rencana untuk di masa depan, hal ini seperti pendapat yang dikemukakan oleh Naim bahwa rencana manusia untuk kedepannya yaitu membuat tatanan dunia yang berlandaskan pada pengertian, toleransi, kasih sayang, dan harmoni. Pendapat ini merupakan salah satu dari yang disebutkan oleh Naim yaitu learning to know, dan pendapat lain yang dikemukakan olehnya adalah learning to be, learning to do, learning live together yang pada dasarnya merupakan sebuah wujud dari sifat manusia yang menjadi bagian dari masyarakat. 

Saat ini kebutuhan untuk memiliki semangat dalam mencintai tanah air harusnya semakin ditumbuhkan, karena pada saat ini bangsa dan negara Indonesia berada pada gempuran globalisasi yang kekuatannya semakin tidak mudah untuk dikendalikan. Cinta tanah air tidak hanya untuk merefleksikan kepemikian, tetapi juga untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa dalam kompetisi persaingan global.

Siswanto berpendapat bahwa Indonesia mempunyai banyak sekali produk lokal yang jika dilihat dari kualitasnya, tidak kalah baik dengan produk dari luar yang pada saat ini beredar di pasar Indonesia. Dengan kenyataan tersebut, harusnya perlu berbangga terhadap produk lokal yang saat ini banyak beredar di pasar domestic Indonesia maupun yang telah sampai ke mancanegara dengan banyak peminatnya. Contohnya seperti kain batik yang merupakan kain tradisional yang berasal dari pulau jawa memiliki banyak peminat di mancanegara dan peminatnya terus bertuimbuh, hal ini dapat dibuktikan dengan nilai ekspor batik Indonesia yang mencapai USD 744,79 juta di tahun 2022 dan menjadi yang tertinggi sejak tahun 2020, meskipun tahun setelahnya mengalami penurunan sebanyak 13,51% atau USD 590,91 juta. Hal ini tetap membuktikan bahwa kain batik banyak diminati pada pasar mancanegara. 

Saat ini, yang menjadi perhatian adalah arus globalisasi yang semakin merajalela, membuat produk luar negeri mudah untuk memasuki pasar di Indonesia, dan kenyataan yang sekarang dapat dilihat adalah masyarakat lebih memilih produk dari luar dari pada produk dalam negeri. Hal ini disebabkan adanya era globalisasi yang mengusai berbagai kebutuhan yang ada, ditambah masyarakat Indonesia yang terbiasa membeli produk luar, sehingga akan menciptakan kebiasaan bagi masyarakat Indonesia dan dengan fakta bahwa Indonesia adalah negara berkembang, membuat masyarakat Indonesia menjadi sasaran yang menguntungkan bagi para importir. 

Perlu dipahami bahwa menunjukkan rasa cinta tanah air tidak hanya tentang perjuangan untuk berperang dalam medan peran, karena pada saat ini sudah berbeda dengan masa lalu yang dalam menunjukkan rasa cinta terhadap tanah air, harus mengangkat senjata dan berjuang melawan penjajah, tetapi pada masa modern ini dapat dilakukan dengan berbagai cara yang sesuai dengan kemampuannya. Sama halnya dengan mencintai produk lokal, dengan lebih mencintai dan menggunakan produk lokal, sudah menunjukkan kecintaannya terhadap tanah air. Pembelian produk lokal yang semakin banyak akan mempengaruhi pasar lokal yang mana nantinya diharapkan akan membantu pada pertumbuhan PDB negara pertahunnya. Dengan harapan untuk terus mendukung pertumbuhan PDB negara, diperlukan dukungan dari masyarakat Indonesia untuk mendongkrak penjualan produk lokal sebagai bentuk rasa cinta tanah air dan rasa bangga akan produk lokal yang dimiliki. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun