Pada masa itu, ketika saya mencoba untuk memasuki kawasan konservasi di sebelah Barat Pantai Selok dan sebelah Timur Pantai Mbehi (Rante Wulung). Tempat perlindungan untuk flora dan fauna langka yang mulai dieksploitasi. Terlihat masih asri, tapi wisatawan yang tak sadar diri bahwa ini rumah milik makhluk hidup, dengan seenaknya meninggalkan sampah ditempat ini. Tak pelaknya mereka seperti ayam yang meninggalkan kotorannya di rumah orang.
Informasi yang saya ambil dari percakapan dengan penjaga kawasan ini. Tempat ini dulunya lahan bebas yang kemudian di jadikan tempat Konservasi oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Jawa Timur. Setelah banyak masyarakat yang mengetahui keberadaan pantai di balik hutan ini, selanjutnya tempat ini dijadikan kawasan wisata terbatas. Tentu hal ini berimbas pada konservasi hutan, karena hanya inilah rute yang dilalui untuk menuju pantai tersebut. Tentu ini sudah melanggar Rencana Detail Tata Ruang (RDTR).
Ini bukan lagi lahan bebas!
Ini tentang tempat konservasi yang mulai dieksploitasi!
Tidakkah sepenuhnya konservasi hutan dan pantai adalah rumah flora dan fauna?
Bukankah tempat konservasi tidak untuk tempat wisata?
Lalu untuk kepentingan siapakah tempat konservasi dijadikan tempat wisata?
Cek videonya =>
[South Malang, 1 January 2017]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H