Mohon tunggu...
AM SMAGA BLITAR
AM SMAGA BLITAR Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Kimia

Mahasiswa Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kimia Jadi Seru! Belajar Kimia sambil Bermain di SMA Negeri 3 Blitar

13 Desember 2023   09:40 Diperbarui: 13 Desember 2023   10:49 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penerapan model pembelajaran TGT

Pendidikan memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Lembaga pendidikan dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. Saat ini pemerintah masih terus mengupayakan pendidikan yang berkualitas di Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) meluncurkan suatu program yaitu MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka). Hadirnya MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) memunculkan paradigma baru dalam dunia pendidikan. Program ini memberikan peluang kepada mahasiswa untuk terlibat dalam praktik lapangan, magang, dan riset terkait proses pembelajaran dalam sekolah. Sejalan dengan program Kampus Mengajar yang dicanangkan oleh pemerintah, Universitas Negeri Malang juga meluncurkan program Asistensi Mengajar.

Asistensi mengajar di satuan pendidikan adalah aktivitas pembelajaran yang dilakukan mahasiswa secara kolaboratif dengan guru/tutor/fasilitator/orang tua di berbagai satuan pendidikan. Salah satu sekolah yang menjadi mitra Universitas Negeri Malang adalah SMA Negeri 3 Blitar. SMA Negeri 3 Blitar merupakan salah satu dari dua sekolah di Blitar Raya yang terpilih menjadi sekolah penggerak, sehingga dalam praktiknya proses pembelajaran di SMA Negeri 3 Blitar sudah menerapkan prinsip berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi dirancang untuk mengakomodasi beragam kebutuhan siswa termasuk tingkat kesiapan, minat, potensi, dan cara belajar mereka yang bervariasi. Dengan kata lain, pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan setiap guru untuk bertemu dan berinteraksi dengan siswa sesuai dengan tingkat pengetahuan mereka untuk kemudian menyiapkan perangkat pembelajaran. Pembelajaran diferensiasi itu sendiri dibedakan menjadi tiga, yaitu diferensiasi konten, proses, dan produk. Oleh karena keterbatasan waktu dan tenaga, kami hanya menerapkan diferensiasi proses dalam kegiatan belajar mengajar.

Agar dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, guru harus melakukan beberapa langkah penting, di antaranya yaitu pemetaan kebutuhan belajar yang dilakukan melalui tes diagnostik pada awal pembelajaran, perangkat pembelajaran berdiferensiasi, evaluasi dan refleksi. Berdasarkan hasil pemetaan siswa melalui tes diagnostik, maka diperoleh data berupa tingkat kemampuan siswa yang terbagi dalam tiga level, yaitu high, middle, dan low. Selanjutnya guru membuat perangkat pembelajaran berdiferensiasi yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa tersebut. Kemudian dilakukan evaluasi dan refleksi apakah perangkat pembelajaran yang dirancang tersebut sudah memenuhi kebutuhan siswa.

Pembelajaran berdiferensiasi tersebut diterapkan dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) berbantuan monopoli. Dalam penerapannya siswa dibagi menjadi beberapa kelompok beranggotakan 5-6 orang siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda. Perbedaan kemampuan dalam satu kelompok ini diharapkan siswa yang memiliki kemampuan lebih tinggi mampu menjadi tutor sebaya bagi temannya yang mengalami kesulitan dalam proses belajar. Cara bermain monopoli dalam games ini sama seperti monopoli pada umumnya. Langkah pertama perwakilan dari seluruh kelompok melakukan hompimpa untuk menentukan urutan bermain (yang menang paling awal berarti mendapat giliran pertama, dst.). Pemain pertama melempar dadu dan melangkah sesuai dengan nilai yang keluar dari dadu tersebut.

Penerapan pembelajaran berdiferensiasi berbasis TGT
Penerapan pembelajaran berdiferensiasi berbasis TGT

Penerapan model pembelajaran TGT
Penerapan model pembelajaran TGT

Desain Papan Monopoli
Desain Papan Monopoli

Apabila pemain berhenti di kotak bertuliskan T1, T2, T3, dan seterusnya, maka pemain mengambil kartu Tantangan yang berisi soal. Jika soal dapat dijawab benar, maka mendapat skor yaitu 1 bintang Jika soal tidak dapat dijawab/salah, maka tidak mendapat skor Apabila pemain berhenti di kotak bertuliskan clue, maka pemain mengambil kartu clue. Kartu clue berisi kartu informasi seputar materi laju reaksi. Kartu tersebut disimpan dan dapat digunakan sewaktu waktu apabila membutuhkan clue untuk menjawab soal pada kartu tantangan. Apabila pemain berhenti di kotak bebas pertanyaan, maka pemain tidak mendapat kartu apapun (tidak menambah/mengurangi skor) hanya berhenti saja di kotak itu sambil menunggu giliran pelemparan dadu selanjutnya.

Apabila pemain berhenti di kotak 'hanya lewat', maka peraturannya sama seperti pada kotak bebas pertanyaan. Apabila pemain berhenti di kotak 'masuk penjara', maka peserta tidak boleh bermain sampai 2 kali pelemparan dadu semua lawannya. Apabila pemain berhenti di kotak 'dilarang parkir', maka pemain kehilangan satu bintang yang sudah didapat. Pemenang ditentukan berdasarkan jumlah skor bintang yang didapat. (Skor maksimal permainan monopoli ini adalah 6, jika sudah ada tim yang mendapat skor 6 maka permainan dinyatakan selesai). Pada akhir pertemuan, kelompok yang menjadi pemenang diberikan apresiasi berupa bingkisan hadiah guna mengapresiasi siswa.

Melalui penerapan pembelajaran berdiferensiasi berbasis TGT , diharapkan dapat meningkatkan minat belajar dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Implementasi model pembelajaran tersebut tidak hanya bermanfaat bagi siswa, program ini juga diharapkan dapat meningkatkan kreativitas guru dalam menciptakan inovasi pembelajaran. Hal ini tentunya dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di SMAN 3 Blitar agar lebih baik di masa yang akan datang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun