Mohon tunggu...
Faridatur Riskiyah
Faridatur Riskiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Alumni Universitas Brawijaya

Manusia ini dapat dihubungi melalui akun instagram miliknya dengan id : f._riski

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kenangan bersama Ayah

31 Juli 2023   16:21 Diperbarui: 31 Juli 2023   16:54 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diambil dari Freepik/pvproduction

Manusia memang ditakdirkan untuk menjadi dewasa. Tetapi kita tidak boleh banyak berharap dari menjadi dewasa. Terkadang kedewasaan adalah fase dimana masa kecil jauh lebih menyenangkan. Hidup tanpa beban, identik dengan kebebasan, dan permasalahan hidup yang paling rumit hanya sebatas mengerjakan PR matematika.

Lentera atau yang akrab disapa Era adalah seorang anak perempuan yang dipaksa dewasa oleh keadaan. Era adalah anak pertama dari dua orang bersaudara, hidup bersama dengan ibunya yang telah resmi menjadi janda enam bulan lalu. Ayah Era mengalami kecelakaan ketika sedang bekerja sebagai supir truk. Era masih kelas tiga SMP, belum terlalu dewasa untuk memahami dunia barunya, yaitu dunia tanpa Ayah.

Enam bulan memang telah berlalu, tetapi ingatan Era akan sosok Ayah masih membekas seolah seperti kemarin bertemu. Dengan kepala menengadah pada langit-langit malam, ingatan Era terlempar pada masa lalu, mengingat kenangan terakhir yang ia miliki bersama sang Ayah.

Malam itu Era tidur bersama Ayah, sengaja mengambil posisi miring untuk melihat Ayahnya membacakan sebuah dongeng. Dongeng ini tidak pernah Era temukan dalam buku cerita mana pun. Tentu saja karena dongeng ini digarap secara spontan oleh sang Ayah untuk menemani tidur Era. Ceritanya adalah pada suatu hari ada seorang anak baik nan cantik menemukan sepasang kaos kaki dengan sepuluh motif bunga pada setiap pasangnya. Setiap bunga memiliki kekuatan untuk mengabulkan keinginan anak baik nan cantik selama ia mau memakai kaos kaki ke sekolah.

Era tertawa karena secara tidak langsung sang Ayah sedang membujuk Era untuk rajin memakai kaos kaki ke sekolah. Kaos kaki memang musuh terbesar bagi Era karena memakai kaos kaki membuat kaki Era terasa gerah dan tidak nyaman. Tidak bebas.

Esok harinya, Era diantar sang Ayah dengan truk besar menuju ke sekolah. "Sekalian Ayah anterin kamu, soalnya satu arah" ujar Ayahnya saat melihat raut wajah Era yang penuh tanda tanya.

"Ayah pulang ke rumah hari apa?" Era bertanya karena dua minggu lagi adalah hari ulang tahunnya. Pertanyaan itu bukan ia lontarkan tanpa sebuah alasan. Pasalnya, jika sang Ayah sudah pergi 'dinas' ke luar kota pasti akan memakan waktu yang sangat lama, bahkan bisa satu bulan lamanya untuk perjalanan pulang-pergi.

"Ayah kali ini pulangnya cepat kok, tidak lama." Ayah Era menjawab dengan cengiran khasnya, yang meskipun berwajah lelah tetap mempertahankan raut menyenangkan untuk menenangkan anak pertamanya.

Era membalas cengiran itu dengan cengiran yang sama. Dibandingkan dengan adik laki-lakinya, Era justru lebih mirip dengan Ayahnya. "Kalian itu sudah seperti anak kembar aja deh! Cuma beda jenis kelaminnya aja!" Ujar tetangga sebelah rumah Era.

"Untungnya kamu perempuan loh Era, coba kalau kamu laki-laki, pasti bisa kalah salah satunya!" Tetangga yang lain menimpali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun