Mohon tunggu...
Faridatur Riskiyah
Faridatur Riskiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Alumni Universitas Brawijaya

Manusia ini dapat dihubungi melalui akun instagram miliknya dengan id : f._riski

Selanjutnya

Tutup

Trip

Pengalaman Saya Pertama Kali Pesan Ojek Online di Terminal Arjosari Malang

4 November 2022   17:27 Diperbarui: 4 November 2022   17:35 3269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era modern seperti sekarang tentunya kehadiran Ojol atau Ojek Online bukanlah suatu hal yang aneh. Banyak masyarakat kita yang terbantu dengan adanya jasa tersebut. Akan tetapi, sebuah perubahan tentunya memiliki dua sisi yang berbeda. Tidak semua pihak merasa beruntung dan merasa senang dengan kehadiran Ojol di tengah-tengah masyarakat. Bagi Opang (Ojek Pangkalan), supir taksi, supir angkot, dan penyedia jasa transportasi konservatif lainnya pasti merasa sangat terancam dengan kehadilan Ojol yang lebih digemari oleh masyarakat.

Populernya Ojol ini tidak terjadi tanpa alasan. Seperti yang telah kita ketahui bersama, menggunakan Ojol sama dengan menghemat waktu kita menunggu-nunggu tidak jelas seperti yang sering kali para supir angkot lakukan, yaitu menunggu semua kursi penuh untuk beroperasi. Ojol juga menyediakan kenyamanan dalam bentuk potongan harga, yang mana tidak pernah dilakukan oleh Opang. Justru, sebagian besar Opang menetapkan tarif yang tidak masuk akal bagi penumpangnya. Tentu akan sangat mudah bagi masyarakat untuk beralih dari mereka.

Pada tahun 2017 silam, ketika saya yang baru menginjakkan kaki di tanah bumi Arema itu berniat untuk memesan Ojol menuju kampus UB (Universitas Brawijaya). Saat itu, bus yang saya tumpangi berhenti di Terminal Arjosari Malang. Akan tetapi, saya tidak tahu bahwa ternyata, Terminal Arjosari Malang adalah kawasan terlarang bagi penjemputan Ojol karena dikepung oleh para Opang dan puluhan angkot biru lainnya. Ketika memesan Ojol, beberapa driver menolak karena tidak bisa menjemput pada titik penjemputan tersebut. Tidak menyerah begitu saja, saya yang sudah lelah, berwajah kuyu dengan ransel mengembung penuh sesak dengan barang-barang memutuskan untuk memesan lagi, mencari driver yang mau menjemput.

Singkat cerita, saya menemukan driver tersebut. Namun, saya diminta untuk berjalan keluar menjauhi Terminal Arjosari Malang. Berjalanlah saya menuju POM Bensin dekat Terminal Arjosari, mengikuti arahan dari Bapak driver. Sialnya, salah seorang Opang mengetahui transaksi gelap itu dan diam-diam mengikuti dari belakang. Hari itu adalah pengalaman pertama saya pesan Ojol dan  menyaksikan perselisihan antara Opang dan Ojol secara langsung. Saat itu si Bapak driver langsung diseret menuju pos atau pangkalan Opang oleh beberapa orang, SIM dan KTPnya diambil, dipaksa untuk menurut.

Saya? Terkejut bukan main. Sampai seperti ini ya? Akhirnya tidak punya pilihan lain, saya membatalkan pesanan Ojol tersebut dan terima begitu saja ketika si Bapak Opang menawarkan diri untuk mengantar saya. Sungguh pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan karena saya ingat sekali berapa nominal yang saya keluarkan untuk membayar si Bapak Opang tersebut, dua kali lipat lebih banyak. Satu lagi, saya tidak tahu bagaimana nasib Bapak driver Ojol setelahnya, sungguh ironi.

Berangkat dari pengalaman tersebut, setelah melakukan beberapa kali perjalanan dari Situbondo menuju Malang, berdiskusi dengan kondektur, penarik karcis bus, hingga pada supirnya, mereka menyarankan untuk turun di Taman Kendedes saja. Menurut mereka, banyak penumpangnya yang turun ditempat tersebut dan memesan Ojol. Sekedar informasi, jarak Taman Kendedes dengan Terminal Arjosari Malang kurang lebih 1,6 Kilometer sehingga tergolong aman dari pantauan Opang.

Mengikuti saran dari mereka, akhirnya saya memutuskan untuk turun di Taman Kendedes tersebut dan ternyata memang benar banyak sekali penumpang yang turun bersamaan dengan saya. Tidak hanya itu, taman tersebut dilengkapi dengan kehadiran Alfamart yang menyediakan tempat duduk bagi para pencari driver Ojol. Hingga saat ini, tempat tersebut dikenal sebagai Alfamart Kendedes, titik penjemputan Ojek Online.

Apakah kalian juga mengalami ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun