Mohon tunggu...
Farid Asyhadi
Farid Asyhadi Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati Kebijakan Publik

Menulis membuat saya ada.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Karoma Masjid Imam Lapeo Campalagian, Destinasi Wisata Halal di Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat

2 Februari 2025   08:01 Diperbarui: 2 Februari 2025   08:01 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masjid Nurut Taubah, yang lebih dikenal sebagai Masjid Imam Lapeo, merupakan salah satu ikon penting dalam sejarah penyebaran Islam di Tanah Mandar, Sulawesi Barat. Terletak di Desa Lapeo, Kecamatan Campalagian, masjid ini didirikan oleh Kyai Haji Muhammad Thahir, yang dikenal dengan nama Imam Lapeo, pada awal abad ke-20. Nama "Nurut Taubah" berarti "Cahaya Taubat", mencerminkan misi Imam Lapeo dalam mengajak masyarakat untuk meninggalkan perbuatan maksiat dan kembali ke jalan yang benar (Target Buser, 2021).

Imam Lapeo lahir pada tahun 1839 di Pambusuang dan menghabiskan hidupnya untuk menyebarkan ajaran Islam hingga wafat pada tahun 1952. Sebelum mendirikan masjid ini, ia menjelajahi berbagai daerah untuk menimba ilmu agama, termasuk perjalanan ke Istanbul dan Mekkah (Sulbar Kini, 2021). Masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah tetapi juga sebagai pusat pendidikan agama dengan adanya pesantren yang mengajarkan Al-Qur'an kepada santri (Kompasiana, 2023).

Sejarah dan Arsitektur Masjid Imam Lapeo

Sejak awal pendiriannya, Masjid Nurut Taubah telah mengalami beberapa renovasi namun tetap mempertahankan elemen arsitektur yang khas, termasuk menara yang terinspirasi oleh desain masjid di Istanbul. Ini mencerminkan perjalanan Imam Lapeo yang belajar di berbagai tempat, termasuk Istanbul dan Mekkah (Kumparan, 2024). Arsitektur masjid ini menggabungkan unsur lokal Mandar dengan pengaruh Islam, menciptakan bangunan yang unik dan penuh makna. Menurut catatan sejarah, masjid ini telah mengalami beberapa kali renovasi namun tetap mempertahankan bentuk aslinya sebagai upaya pelestarian warisan budaya (Dinas Kebudayaan Polewali Mandar, 2025).

Potensi Wisata Halal di Sekitar Masjid Imam Lapeo

Keberadaan Masjid Imam Lapeo menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang tertarik dengan wisata religi dan budaya. Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar telah mengembangkan kawasan sekitar masjid sebagai destinasi wisata halal. Beberapa fasilitas yang disediakan antara lain area parkir yang luas, pusat informasi wisata, dan kios-kios yang menjual produk halal khas Mandar, seperti kerajinan tangan dan makanan tradisional (Dinas Pariwisata Polewali Mandar, 2025).Selain itu, pemerintah juga mempromosikan paket wisata halal yang mencakup kunjungan ke Masjid Imam Lapeo, eksplorasi budaya Mandar, dan kuliner halal. Wisatawan dapat menikmati hidangan khas Mandar seperti jepa (kue tradisional) dan pallu mara (sup ikan), disajikan dengan bahan-bahan halal dan higienis. Paket ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan wisatawan Muslim yang mencari pengalaman wisata sesuai syariat Islam (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2025).

Dampak Ekonomi dan Sosial

Pengembangan wisata halal di sekitar Masjid Imam Lapeo telah memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat. Banyak warga yang membuka usaha kecil seperti homestay, restoran halal, dan toko suvenir yang menambah pendapatan keluarga. Selain itu, kegiatan wisata juga menciptakan lapangan kerja baru, terutama bagi pemuda setempat yang terlibat sebagai pemandu wisata atau tenaga kerja di sektor pariwisata (Badan Pusat Statistik Polewali Mandar, 2025).Dari sisi sosial, pengembangan wisata halal memperkuat identitas budaya dan keagamaan masyarakat Mandar. Kegiatan-kegiatan seperti festival budaya dan seminar keislaman sering diadakan di sekitar masjid, menarik minat wisatawan dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya melestarikan warisan budaya (Lembaga Adat Mandar, 2025).

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meskipun potensi wisata halal di Masjid Imam Lapeo sangat besar, beberapa tantangan masih perlu diatasi. Salah satunya adalah kurangnya infrastruktur pendukung seperti penginapan atau homestay yang memadai dan fasilitas sanitasi yang baik. Selain itu, promosi wisata halal ke tingkat nasional dan internasional juga perlu ditingkatkan agar lebih banyak wisatawan tertarik berkunjung (Dinas Pariwisata Polewali Mandar, 2025).Ke depan, pemerintah dan masyarakat setempat berharap dapat terus mengembangkan Masjid Imam Lapeo sebagai destinasi wisata halal yang unggul. Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan Masjid Imam Lapeo tidak hanya menjadi kebanggaan masyarakat Mandar tetapi juga menjadi ikon wisata halal di Indonesia.

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun