Lihat Tuhan…!!!!!!!!
Lihatlah aku di sini…
Aku menangis lagi…
Aku bersujud lagi…!!
Orang yang hina ini,
Kotor dan tak tahu budi
Mencoba menyapa-Mu lagi
Berharap setitik cinta dari Mu
Aku tak tahan lagi…
Sudah terlalu banyak sayatan di tubuhku
Tapi takdir-Mu…
Menaburkan garam hitam di luka itu
Perih Tuhan…!!!!
Perih…!!!!!!!
Apa hendak-Mu atas jiwaku??
Sudah tak adakah orang lain yang harus Kau uji??
Belum cukupkah semua tangisku??
Tuhan…!!!
Bencikah Engkau padaku??
Kenapa Kau cipta makhluk sepertiku
Inikah perlunya dunia Kau ciptakan??
Sudahlah…
Cukup..!!!
Apapun celotehku…
Kau tak’kan menjawabku,
Setidaknya sampai aku mati
Maaf atas keputusasaanku,
Tapi aku sungguh sangat lelah.
Celotehan di atas….
Pernah aku mengalaminya?
Itu pasti.
Bagaimana dengan kamu??
Sebagian dari kita pasti pernah mengeluh, berputus asa dan merasa kecewa dengan hidup yang dijalani. Aku pikir semua itu karena adanya rasa kekurangan. Entah apapun itu, mulai dari kurang kasih sayang, kurang perhatian, kurang harta, kurang kepandaian, kurang dihargai, kurang percaya diri. Pada intinya karena kita merasa kurang dari apa yang dimiliki oleh orang lain.
Manusia lain yang ada di sekitar kita sering kali menjadi parameter hidup kita.
Apakah kita lebih bahagia dan beruntung dari mereka atau justru hidup kita lebih menyedihkan dan sangat tidak penting untuk dikisahkan.
Kita mungkin begitu irinya ketika ada teman yang berhasil padahal kita menempuh jalan yang sama. Begitu irinya ketika ada teman yang tanpa pikir panjang membelanjakan uangnya untuk sesuatu yang pada akhirnya hanya disia-siakan. Begitu irinya ketika melihat teman yang tak pernah lepas dari handphonenya karena ayah bundanya selalu menanyakan kesehatannya. Atau bahkan sangat iri dengan teman yang pacarnya tidak pernah absen menghubungi tiga kali sehari (lumayan untuk pengingat waktu makan, hehe…)
Celotehan itu,
Aku tulis sudah cukup lama
Melihat dan membacanya lagi
Dan akhirnya hanya bisa berkata, betapa konyolnya semua itu.
Hidup bukanlah perbandingan
Melihat ke atas terkadang membuat kita merasa terpuruk…
Melihat ke bawah bahkan mungkin membuat kita terlena…
Tuhan memberikan jalan untuk hidup kita masing-masing,
Maka lebih baik kita berjalan tegap menatap ke depan.
Tuhan memberikan ruang hidup yang harus kita isi sendiri
Apapun yang kita lakukan…
Berapa kalipun kegagalan untuk setiap usaha yang kita lakukan
Bukan berarti Tuhan tidak menjawab keinginan kita
Selalu ada jawaban, hanya ya atau tidak…
Jika belum terpenuhi, mungkin Tuhan menjawab “tidak” untuk saat ini
Itu artinya usaha tidak bisa berhenti begitu saja
Lanjutkan hingga jawaban Tuhan seperti yang kita inginkan
Jikapun tak terlihat seperti yang kita inginkan
Tuhan selalu memberikan jawaban
Mungkin tidak menjawab apa yang kita inginkan
Tapi Tuhan tahu apa yang kita butuhkan
Silahkan berputus-asa, tapi jangan lupa untuk segara bangkit lagi
Silahkan bersedih, tapi jangan sampai menggelapkan hati hingga tidak melihat jalan kebahagiaan lain yang telah dirancang khusus untuk masing-masing dari kita
originally created on June 23, 2011 at my first blog
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H