Di kehidupan sehari-hari, manusia sebagai makhluk sosial tidak akan terlepas dari kegiatan komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan baik oleh individu kepada individu, atau individu kepada kelompok secara langsung. Mengikuti perkembangan zaman yang ada, saat ini komunikasi tidak hanya terjadi secara tatap muka, akan tetapi komunikasi juga berlangsung secara virtual. Sehingga proses komunikasi bisa dilaksanakan baik tatap muka maupun tidak tatap muka, dengan syarat umpan balik langsung diberikan/didapatkan oleh komunikator dan komunikan. Komunikator merupakan individu yang berperan sebagai pengirim pesan (sender). Sedangkan komunikan merupakan individu yang berperan sebagai penerima pesan (receiver). Pada intinya komunikasi sangat diperlukan untuk keberlangsungan hidup manusia, misalnya untuk menyatakan jika memerlukan pertolongan, atau untuk sekedar mengetahui kabar satu sama lain. Komunikasi yang terjadi di antara individu tersebut yang dinamakan sebagai komunikasi interpersonal. Berikut adalah definisi komunikasi interpersonal menurut beberapa ahli yang didapatkan melalui sumber bacaan penulis:
- Turner (dalam Anggraini et al., 2022) mengatakan bahwa komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi mengacu pada komunikasi yang terjadi secara langsung antara dua orang. Komunikasi interpersonal yaitu komunikasi yang dilakukan oleh individu untuk saling bertukar gagasan ataupun pemikiran dengan individu yang lain.
- Griffin (dalam Endah et al., 2021) mengatakan bahwa komunikasi interpersonal merupakan proses menciptakan makna yang unik dan kemudian dapat disampaikan kepada pihak lain
- Burgon & huffner (dalam Evanne et al., 2021) mengatakan bahwa komunikasi interpersonal, yaitu proses komunikasi yang terjadi antara satu individu dan individu lain sehingga memerlukan tanggapan (feedback) dari orang lain. Contohnya antara lain perbincangan dengan keluarga, pasangan, teman, rekan kerja, tetangga dan sebagainya.
      Komunikasi interpersonal juga dapat dikatakan sebagai komunikasi antar pribadi. Dalam proses komunikasi tidak selamanya berjalan dengan mulus, terkadang komunikasi memiliki hambatan atau gangguan (noise). Hambatan yang terjadi dapat memberikan impact pada keberlangsungan komunikasi interpersonal. Berikut merupakan hambatan-hambatan yang kerap terjadi pada komunikasi interpersonal diantaranya:
- Hambatan Semantik
      Hambatan semantik merupakan sebuah hambatan berupa kesalahpahaman penerima pesan akibat dari penggunaan bahasa atau perbedaan makna pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan. Hambatan semantik ini sangat mudah dijumpai pada kehidupan sehari-hari, khususnya pada komunikasi interpersonal yang dilaksanakan via whatsapp. Kerap kali penggunaan simbol-simbol khusus seperti, ":v" dan "><", kemudian penggunaan singkatan atau istilah khusus seperti, "NGL (Not Gonna Lie)" dan "ASAP (As Soon As Possible)". Pada percakapan yang dilaksanakan secara tatap muka juga memiliki peluang untuk mengalami hambatan semantik tersebut. Beberapa individu memiliki kebiasaan buruk yang cenderung melakukan spontanitas dalam memberikan pendapatnya, serta menolak pendapat yang diberikan dari individu yang lain. Adanya kebiasaan ini dapat menyebabkan adanya perpecahan antar pribadi.
- Hambatan Fisik
     Hambatan fisik merupakan sebuah hambatan dalam proses komunikasi interpersonal yang terjadi karena adanya ketidakmampuan fisik atau keterbatasan fisik yang dimiliki baik oleh komunikan atau komunikator. Misalnya saat salah satunya mengalami disabilitas fisik seperti tuna rungu dan wicara sehingga dalam komunikasi sehari-hari menggunakan bahasa isyarat. Tetapi pada suatu kesempatan individu tersebut melakukan komunikasi dengan individu lain yang tidak mengerti bahasa isyarat, dalam hal ini terjadi sebuah hambatan yang terjadi pada komunikasi mereka sehingga komunikasi pun tidak berjalan dengan lancar dan efektif. Selain disebabkan karena adanya keterbatasan fisik, adanya hambatan fisik juga bisa disebabkan karena faktor lingkungan sekitar seperti adanya kebisingan yang terjadi pada saat proses komunikasi interpersonal yang tengah berlangsung. Selain hambatan fisik yang terjadi pada saat tatap muka, hambatan fisik juga bisa terjadi pada saat berkomunikasi secara daring. Hambatan-hambatan tersebut bisa berupa sinyal yang sulit dijangkau sehingga suara menjadi putus-putus atau pesan tidak terkirim, serta handphone yang sudah tidak mumpuni untuk digunakan komunikasi.
- Hambatan Psikologis
      Hambatan psikologis merupakan sebuah hambatan yang terjadi disebabkan karena adanya faktor yang berasal dari dalam diri individu baik komunikan maupun komunikator. Kondisi psikologi seseorang sangat berpengaruh dengan bagaimana orang tersebut melakukan proses komunikasi. Misalnya saat individu merasa bahwa ia sedang gelisah karena sebuah permasalahan atau sedang merasa stress dan depresi, maka individu tersebut cenderung akan sulit untuk melakukan komunikasi interpersonal. biasanya saat sedang dalam kondisi psikologis yang tidak baik atau mental health yang tidak stabil, individu justru akan menghindar untuk melakukan komunikasi interpersonal dan cenderung akan menyendiri. Â
- Hambatan sosial budaya
      Hambatan sosial budaya merupakan sebuah hambatan yang terjadi diakibatkan karena terdapat perbedaan latar belakang individu. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa Indonesia merupakan negara yang berbentuk kepulauan dengan masyarakatnya yang berasal dari beragam suku serta memiliki beragam budaya. Seringkali karena adanya perbedaan-perbedaan seperti bahasa atau kebiasaan sehari-hari dapat menghambat dalam proses komunikasi interpersonal. Hambatan bahasa sendiri biasanya dialami oleh orang-orang yang berasal dari suku yang berbeda, sehingga bahasa yang digunakan pun terkadang memiliki penyebutan yang sama namun maknanya berbeda. Sebagai contoh orang suku sunda menyebut kata "amis" yang dimana amis memiliki makna seperti bau anyir dan tak sedap di suku jawa, akan tetapi amis bagi suku sunda memiliki makna yaitu manis. Apabila tidak saling berusaha memahami satu sama lain, maka adanya hambatan sosial budaya ini dapat menyebabkan sebuah konflik yang berujung pada perpecahan.
Adanya hambatan bukan berarti tidak dapat diselesaikan, hambatan-hambatan yang ada justru menjadi tantangan yang harus ditaklukkan. Berikut adalah cara untuk mengatasi hambatan yang ada secara sederhana:
- Dalam mengatasi hambatan bahasa, kita bisa mencoba untuk menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Dalam hal ini penggunaan bahasa nasional atau Bahasa Indonesia lebih disarankan dibandingkan dengan menggunakan bahasa daerah, hal ini dikarenakan tidak semua orang dapat memahami bahasa daerah milik orang lain. Selain itu penggunaan istilah-istilah juga perlu diperhatikan, terlebih lagi istilah asing yang belum umum untuk diketahui masyarakat umum.
Â
- Dalam hal mengatasi hambatan yang diakibatkan adanya perbedaan sosial budaya diperlukan sikap saling menghormati antar individu, sehingga meski ada perbedaan antar suku tidak akan megakibatkan perpecahan yang dapat mengakibatkan kerugian bagi berbagai pihak baik yang terlibat aktif maupun yang terlibat secara tidak langsung.
- Perlu adanya pengendalian atau kontrol diri sendiri agar tidak mudah untuk memberikan pendapat namun tidak mau menerima masukan dari orang lain dalam proses komunikasi. Masukan dari orang lain dapat berguna untuk melakukan evaluasi diri yang nantinya dapat membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik.
- Mendengarkan secara aktif dan empati perlu dilakukan dalam proses komunikasi. Hal ini untuk memberikan rasa nyaman bagi lawan bicara dan dengan mendengarkan secara aktif kita juga dapat lebih memahami isi pesan yang sedang berusaha untuk disampaikan oleh lawan bicara. Dalam kegiatan komunikasi, usahakan fokus pada lawan bicara. Banyak dijumpai saat ini orang yang berbicara namun tidak fokus dengan lawan bicaranya, fokusnya terbagi untuk melihat handphone. Â
- Kondisi saat melakukan proses komunikasi juga harus diperhatikan, dalam hal ini lebih mengarah pada mood atau suasana hati yang tengah dirasakan. Biasanya saat komunikasi dalam suasana hati yang baik komunikasi akan berjalan efektif dan efisien jika dibandingkan dengan melakukan komunikasi pada saat suasana hati sedang buruk.
- Responsif dalam memberikan feedback atau umpan balik. Responsif adalah kondisi dimana individu mampu untuk merespons pesan yang disampaikan lawan bicara secara cepat. Kemudian feedback atau umpan balik merupakan bentuk respons yang diberikan kepada lawan bicara. Usahakan untuk memberikan umpan balik terkait pesan yang disampaikan oleh lawan bicara sesegera mungkin, hal ini juga dapat digunakan sebagai tanda bahwa kita betul-betul fokus dengan lawan bicara kita.
Hambatan dalam komunikasi akan selalu ada, tetapi apa yang kita bisa lakukan agar hambatan tersebut tidak mengakibatkan konflik atau perpecahan adalah hal yang harus kita usahakan. Komunikasi yang baik berarti keduanya mampu memahami pesan yang disampaikan oleh satu sama lain. Komunikasi sangat penting bagi kehidupan kita, sehingga kita harus mempelajari cara untuk meminimalisir hambatan yang terjadi. Semoga dengan adanya tips-tips tentang bagaimana cara mengatasi hambatan yang teradi pada komunikasi interpersonal dapat meng-upgrade skill kita dalam komunikasi interpersonal. Â
jangan lupa untuk kunjungi situs https://bk.fip.unesa.ac.id
RujukanÂ
Anggraini, C., Ritonga, D. H., Kristina, L., Syam, M., & Kustiawan, W. (2022). Komunikasi Interpersonal. Jurnal Multidisiplin Dehasen (MUDE), 1(3), 337--342. https://doi.org/10.37676/mude.v1i3.2611
Endah, N., Eti Rohaeti, E., & Supriatna, E. (2021). Keterampilan Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas Xi Sma Negeri 1 Margaasih Kabupaten Bandung. FOKUS (Kajian Bimbingan & Konseling Dalam Pendidikan), 4(2), 121. https://doi.org/10.22460/fokus.v4i2.6600
Evanne, L., Adli, & Ngalimun. (2021). Dampak Game Online terhadap Motivasi Belajar dan Keterampilan. Jurnal Komunikasi, Bisnis Dan Manajemen, 8(1), 54--62.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H