Ilmu Dakwah Sumber : Shamsul Yakin Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Farida Hassanah
 Dakwah dapat dikatakan ilmu jika bersifat empiris.
 Artinya dihasilkan melalui proses penelitian (baik penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan).
 Dawa disebut juga ilmu bila diperoleh melalui proses pengamatan (individu atau kelompok) dan percobaan berulang-ulang untuk menghasilkan suatu konsep.
  Selanjutnya ilmu dakwah harus sistematis dan terorganisir dengan pola pikir ilmiah yang obyektif.
 Memudahkan semua orang untuk belajar.
 Oleh karena itu, ilmu dakwah harus merupakan metode yang terencana dan diterapkan secara permanen.
 Selain itu, untuk memperoleh pemahaman yang menyeluruh dan akurat, pokok-pokok dan bagian-bagian Ilmu Yamato harus diuraikan secara akurat sehingga dapat diketahui hubungan antara pokok-pokok dan bagian-bagian Ilmu Yamato.
 Dikatakan bahwa ilmu dakwah harus analitis.
 Ilmu Dakwah juga harus objektif.
 Ini berarti tidak memihak dan tidak memihak.