Mohon tunggu...
farida ayu
farida ayu Mohon Tunggu... -

Saat tak paham maksut Allah yakinlah bahwa skenarionya lbh indah, saat tertekan oleh kkecewaan bersyukurlah, saat rencana hidup berantakan berserahlah, saat putus asa mlingkupi tetaplah melangkah, saat merasa sendiri tetaplah melangkah bersama Allah, sesungguhnya Allah mengajari kita tuk sabar&istiqomah...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mereka Tak Seberuntung Kita!!!!

13 Desember 2010   06:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:46 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia  terbangun dari   dinginnya   kolong jembatan,   dengan pandangan buram dari gelapnya malam yang  mencekam.  Dia tak mengerti, menu apa yang  akan dimakannya pagi ini.   Jangankan memikirkan menunya, untuk membelinya saja dia tak punya uang. Mau makan harus ada uang. Dia rogoh saku celananya kosong seperti perutnya.

Mentari kian meninggi, itu berarti uang  harus dia cari  demi  sesuap  nasi.   Berjalan telusuri jalan-jalan, meskipun dengan sisa-sisa  tenaganya. Yang ada  dalam pikirannya  hanya ingin makan, makan dan makan.  Dia bersenandung meminta belas kasihan.  Berharap  orang  akan mengerti akan perut kosongnya.

Ketika   anak-anak  lain dengan  nyamannya duduk   di bangku sekolah.   Namun dia  harus mencari uang, demi sesuap nasi.   Tak peduli terik matahari yang kian menyengat. Tak  peduli  juga wajahnya  penuh debu dan   berapa   tetes   peluh   mengucur   ditubuhnya. Yang terpenting buat dia hanyalah, bagaimana  menyambung nyawanya.  Miris sekali. Dia juga punya  mimpi,  mimpi untuk bisa jadi lebih baik dari keadaannya hari ini.
Dan kejadian ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya melainkan di seluruh penjuru Indonesia, sungguh sangat ironis. Dan yang lebih menyedihkan lagi mereka melakukan itu semua karena perintah orang tua. Mereka melakukan itu karena alasan ekonomi yang seharusnya tidak menjadi beban mereka. Disamping sekedar mencari nafkah untuk belanja sehari-hari, mereka juga ada yang dipekerjakan sebagai tulang punggung keluarga oleh orang tuanya. Akan tetapi ada juga yang benar-benar mencari nafkah untuk membiayai sekolahnya karena orang tua hidup di bawah garis kemiskinan.

Sungguh betapa Indonesia kurang begitu memperhatikan nasib rakyatnya. Banyak sekali anak-anak kecil dibawah umur yang dieksplotasi tenaganya. Seharusnya mereka tidak berada dijalanan yang bahaya setiap waktu mengintai mereka. Salah satunya adalah intimidasi dan kekerasan dari orang-orang yang jauh lebih dewasa. Bahkan kemungkinan tindakan pelecehan seksual yang berujung pada kematian.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun