Oleh : Farida Wahyu Ningsih
Dalam kemajuan kehidupan manusia yang serba teknologi, semua informasi dapat diakses siapapun dan dimanapun melalui gawai dan alat komunikasi lainnya. Kemajuan ini memiliki dampak yang begitu signifikan dalam kehidupan manusia saat ini, pemanfaatan teknologi ini memiliki peran yang penting dalam kehidupan tak lain adalah dalam proses penyuluhan. Melalui teknologi informasi yang terus berkembang, maka semakin mempermudah penyuluh dalam menjangkau sasaran penyuluhan. Namun walau begitu, kemajuan ini tidak hanya memberikan dampak positif namun juga terdapat dampak negatif ketika terdapat kesalahan dalam penyampaian maupun pengaksesan oleh sasaran. Kemajuan teknologi yang menjadi sumber informasi ini juga ditandai dengan meredupnya media cetak yang beredar di masyarakat. Masyarakat yang awalnya mendapatkan informasi melalui media cetak seperti koran atau majalah kini dapat mengakses segala informasi melalui internet. Munculnya media baru dalam perkembangan teknologi komunikasi ini membawa dampak dalam komunikasi massa. Internet tidak hanya berkaitan dengan produksi media dan dengan distribusi pesan, tetapi juga dapat disetarakan dengan pengolahan, pertukaran dan penyimpanan informasi (Budi Arista Romadhoni : 2018).
Proses penyuluhan yang berhasil tidak luput dari keberhasilan proses komunikasi yang dilakukan oleh penyuluh kepada tersuluh atau sasaran, selain proses komunikasi penyuluhan dapat dikatakan berhasil yaitu ketika terdapat perubahan perilaku dan sikap sasaran menuju tujuan yang disampaikan oleh penyuluh sehingga sasaran dapat berdaya dan dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi ataupun memperbaiki kehidupan yang dijalaninya. Dalam mencapai keberhasilan penyuluhan, maka seorang penyuluh harus dapat mengembangkan kemampuannya dalam berkomunikasi terhadap sasaran. Kemampuan tersebut diantaranya adalah komunikasi, teknologi, dan juga harus selalu mengikuti perkembangan teknologi yang ada. Sebagai contoh yaitu penyuluhan keluarga berencana (KB) yang dilakukan melalui media massa yaitu internet, dalam hal ini jangkauan sasaran akan lebih luas daripada penyuluhan yang dilakukan secara tatap muka. Teknologi komunikasi seperti media sosial juga memiliki peran penting untuk mendukung keberhasilan penyuluhan, melalui media sosial ini maka pihak penyuluh dapat membuat konten-konten yang dapat diakses oleh masyarakat luas seperti infografis, film pendek, poster, dan sebagainya yang berkaitan dengan pesan pesan penyuluhan. Mengingat masyarakat kini lebih memilih media elektronik untuk mengakses berbagai hal maka seorang penyuluh harus mampu mengimbangi kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan informasi tersebut. Maka dari itu keterampilan bermedia dan juga menjalin relasi dengan berbagai organisasi dan komunitas media menjadi jalan untuk semakin memudahkan seorang penyuluh dalam menyampaikan pesan terhadap sasaran (Indah Suryawati dan Sukma Alam : 2022). Dalam hal ini bukan berarti seorang penyuluh melupakan tugasnya yang harus dilaksakan secara langsung terhadap masyarakat, bentuk media ini dilakukan untuk memberikan gambaran umum terhadap masyarakat mengenai apa garis besar yang disampaikan namun penyuluh juga tetap melakukan penyampaian-penyampaian yang dilaksanakan secara tatap muka untuk tetap menjangkau masyarakat yang tidak mengakses media elektronik.
Menurut Peraturan Menteri Sosial RI nomor 10 tahun 2014 tentang penyuluhan sosial disebutkan bahwa Penyuluhan sosial adalah suatu proses pengubahan perilaku yang dilakukan melalui penyebarluasan kime (komunikasi, informasi, motivasi dan edukasi) yang dilakukan seorang penyuluh sosial baik secara lisan, tulisan, maupun peragaan kepada sekelompok sasaran sehingga muncul pemahaman yang sama, pengetahuan, dan kemauan guna berpartisipasi secara aktif dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Dalam pelaksanaannya penyuluhan sosial dapat memanfaatkan digital online untuk melaksanakan penyuluhan secara online. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Winarno dkk (2023) mayoritas peserta penyuluhan yang menjadi responden sebanyak 66 peserta, 87,9% adalah pengguna media sosial meliputi WhatsApp, Instagram, Facebook dan sebagainya. Melalui penelitian tersebut maka dapat dilihat bahwa pengguna media sosial saat ini sangat tinggi. Dalam pemanfaatan media maka pada sisi ini seorang penyuluh dapat memanfaatkan peluang melalui teknologi informasi yang semakin berkembang untuk digunakan sebagai media penyuluhan. Kreatifitas seorang penyuluh sangat penting dalam proses penyuluhan digital yaitu melalui tuntutan untuk mengemas pesan penyuluhan pada sebuah konten yang singkat, menarik, dan dapat dipahami masyarakat luas.
Internet memberikan kemudahan bagi penyuluh sosial dalam menyampaikan pesan pesan yang hendak disampaikan. Dalam penggunaan media sosial sebagai alat untuk penyalur pesan, seorang penyuluh juga harus tetap menguasai teknik komunikasi, karena melalui diksi yang benar maka pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan tersampaikan tanpa adanya permasalahan (Yus Ardian Nur Pramujo : 2021). Â Namun sayangnya beberapa penyuluh dalam hal ini masih kurang memahami dan kurang mengikuti tentang kemajuan teknologi informasi yang semakin pesat ini, sehingga menghambat berjalannya penyuluhan digital yang dalam prakteknya dapat menjangkau sasaran yang sangat luas. Namun demikian, penyuluh dalam hal ini dapat mensiasatinya dengan mempelajari kemajuan teknologi yang ada dan dapat bekerja sama dengan orang-orang disekitarnya yang lebih memahami akan kemajuan teknologi seperti menjalin relasi dengan komunitas media.
Referensi :
Pramujo, Yus Ardian Nur. (2021). Pemanfaatan medium digital online dalam penyuluhan sosial : sebuah tinjauan konseptual. Sosio Informa Vol. 7 No.1
Winarno dkk. (2023). Penyuluhan bahaya penipuan online sebagai bentuk peningkatan literasi digital bagi masyarakat. Jurnal pengabdian nasional indonesia Vol.4 No.3
Romadhoni, Budi Arista. (2018). Meredupnya media cetak dampak kemajuan teknologi informasi. Jurnal An-Nida Vol.10 No.1
Suryawati, Indah dan Sukma Alam. (2022). Transformasi media cetak ke platform digital analisis mediamorfosis harian solopos. Jurnal Signal Vol.10 No.2