Mohon tunggu...
farida aprilia
farida aprilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pelita Bangsa

kuliner

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Asal Usul Bahasa Indonesia : Warisan Untuk Pendidikan Anak

12 Januari 2025   18:00 Diperbarui: 12 Januari 2025   17:59 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Asal Usul Bahasa Indonesia : Warisan Untuk Pendidikan Anak

     Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan seluruh rakyatnya. Seiring berjalannya waktu, bahasa ini telah berevolusi dan menjadi semakin dinamis. Mengadopsi berbagai kosa kata baru yang berasal dari kreasi lokal, serta menyerap unsur-unsur dari bahasa daerah dan bahasa asing. Pada abad ke-15, bahasa melayu tinggi mulai diakui dan diterima sebagai bentuk resmi.(Adam, S.(2015)).

     Lahirnya bahasa Indonesia pada saat Sumpah Pemuda memiliki tujuan penting, yaitu untuk menciptakan bahasa persatuan yang dapat menyatukan seluruh bangsa Indonesia, mengingat keberagaman bahasa daerah yang ada. Sebelum adanya bahasa Indonesia, tidak terdapat satu pun bahasa yang berfungsi sebagai alat pemersatu yang merefleksikan perspektif persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan diikrarkannya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 di Jakarta, momen tersebut menandai awal perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang menjadi simbol persatuan bagi seluruh rakyat Indonesia.(Tridays Repelita,(2018)).

    Dalam dunia berbahasa, terdapat sejumlah keterampilan yang memiliki peranan krusial dalam proses pendidikan. Salah satu keterampilan yang menonjol adalah membaca, yang secara signifikan membantu peserta didik dalam memahami konten bacaan di berbagai disiplin ilmu. Proses ini merupakan bagian integral dari pendidikan bahasa. Namun, perlu diingat bahwa keterampilan membaca tidak hanya bermanfaat dalam bidang bahasa semata, melainkan juga memiliki relevansi yang luas di seluruh bidang ilmu lainnya.(Yang Yang Merdiatna,(2016)).

     Bahasa merupakan sarana komunikasi yang esensial dalam kehidupan manusia. Di Indonesia, masyarakat menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat untuk berinteraksi secara nasional. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mempelajari bahasa ini dengan baik dan benar. Dengan pemahaman yang tepat, setiap individu akan dapat menyampaikan pendapat, pikiran, dan sikapnya secara jelas dan akurat.(Yang Yang Merdiatna,(2016)).

     Kemampuan berbahasa yang baik sangatlah penting bagi anak-anak, karena membantu mereka mengekspresikan perasaan, memahami norma sosial, serta mengembangkan kreativitas dan imajinasi. Upaya untuk menghidupkan kembali bahasa dilakukan melalui kebijakan merdeka belajar, yang mendorong generasi muda untuk mempelajari dan melestarikan bahasa ibu mereka. Pendidikan multibahasa yang berbasis pada bahasa asli juga berperan dalam keberhasilan akademik dan pengembangan identitas budaya anak.(Martini2, M. F. (2023)).

     Bahasa Indonesia adalah sebuah bagian penting dari warisan budaya yang berfungsi sebagai simbol persatuan di tengah keragaman etnis dan budaya di Tanah Air. Sebagai salah satu sarana untuk memperkaya budaya, penggunaan bahasa Indonesia memiliki peran penting dalam pengembangan kebudayaan di seluruh wilayah Indonesia. Seperti yang kita ketahui, penerimaan terhadap suatu budaya hanya dapat terjadi jika masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut memahami dan menghargai budaya yang ada. Sering kali diungkapkan bahwa kebudayaan tidak dapat berkembang tanpa adanya bahasa, karena bahasa berfungsi sebagai medium yang memungkinkan terwujudnya dan pengembangan budaya itu sendiri.( Weti Yunaika1, Arifannisa2,(2023)).

     Warisan bahasa Indonesia meliputi beragam aspek, mulai dari cerita rakyat, sastra, dan pepatah, hingga lagu-lagu tradisional dan nilai-nilai kebangsaan yang terpatri dalam bahasa itu sendiri. Dengan mengajarkan bahasa Indonesia kepada anak-anak, kita membantu mereka untuk memahami dan menghargai kekayaan budaya bangsa. Ini juga berperan penting dalam memperkuat rasa cinta tanah air serta mengembangkan keterampilan berbahasa yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. Secara keseluruhan, penguasaan bahasa Indonesia yang baik memungkinkan individu untuk berkomunikasi dengan efektif, memahami informasi, dan berinteraksi dalam berbagai konteks sosial serta pendidikan.Selain itu, budaya juga mencakup berbagai elemen, termasuk bahasa, kepercayaan, nilai, norma, dan kebiasaan, yang bersama-sama membentuk cara hidup suatu kelompok masyarakat (Aprinta,dalam (Mochammad Fahmi Iskandar1.Dinie Anggraeni Dewi2, R. S.) (2023).    

     Warisan budaya ini diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui proses sosialisasi. Bagi sebuah bangsa, budaya nasional memiliki arti yang sejajar dengan ideologi yang menjadi fondasinya. Dalam konteks tersebut, generasi muda memegang peranan penting dalam menjaga dan melestarikan budaya, dengan harapan dapat meneruskan warisan ini kepada generasi yang akan datang. Di tengah perkembangan pesat teknologi komunikasi, kekhawatiran akan ancaman erosi budaya nasional akibat pengaruh budaya global semakin meningkat. Adapun, pelaksanaan literasi budaya di Sekolah Dasar (SD) tidak dapat dipisahkan dari berbagai tantangan yang mesti dihadapi. Meskipun konsep ini memiliki potensi yang luar biasa untuk memperkaya pengalaman belajar anak-anak, seringkali muncul berbagai hambatan dalam proses penerapannya. Di antara berbagai tantangan utama, terdapat kompleksitas keberagaman budaya, keterbatasan sumber daya, serta kebutuhan untuk mengatasi stereotip dan prasangka yang mungkin muncul.(Mochammad Fahmi Iskandar1.Dinie Anggraeni Dewi2, R. S.) (2024).

     Keterbatasan sumber daya merupakan tantangan yang nyata dalam penerapan literasi budaya. Buku-buku dan materi pembelajaran yang mencerminkan keberagaman budaya seringkali sulit ditemukan, terutama di sekolah-sekolah dengan anggaran terbatas. Oleh karena itu, Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang sangat menguntungkan. Dengan memberikan warisan pendidikan yang terbaik, kita tidak hanya memberikan masa depan yang cerah bagi anak, tetapi juga berkontribusi pada kemajuan masyarakat. (Mochammad Fahmi Iskandar1.Dinie Anggraeni Dewi2, R. S. (2024).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun