Remaja merupakan suatu masa perubahan baik (perubahan & perkembangan) yang terjadi pada umur 12 -- 22 tahun dengan ditandai adanya pubertas bagi laki-laki dan menstruasi bagi perempuan. Keunikan para remaja terletak pada individunya. Tampak jelas bahwa para remaja dan keluatga yang sama memperlihatkan perbedaan sekalipun mereka memiliki kesamaan pembawaan.Â
Para remaja dari kelas social yang satu berbeda dengan para remaja dari kelas yang lain dalam sikap dan cita-citanya. Anak pada usia remaja harus penuh pengawasan namun jangan terlalu di kekang, karena mereka memasuki pubertas pertama, sehingga gampang terjerumus pada hal-hal yang tidak benar.
Dengan artikel ini saya sedikit menyampaikan tentang pengalam apa yang saya lihat dan dengarkan di lingkungan sekitar saya sendiri yaitu keluarga dari tetanggang saya. Yah, lebih tepatnya samping kiri rumah saya. Apalagi akhir-akhir ini anaknya sering main ke rumah saya untuk berbagi cerita tentang keluarganya dan main bertemu dengan anak saya juga yang kebetulan se-umuran hanya saja berbeda sekolah.
Aldi adalah anak yang masih duduk di kelas 11 SMA di usia tersebut sangat rawannya anak bersikap untuk memenuhi apa yang di inginkan tanpa memikirkan sebab-akibatnya dahulu. Di rumahnya dia sangat dikekang oleh kedua orang tuanya, keinginan Papanya dan Aldi sangatlah berbeda. Papanya hanya mengingkin Aldi sekolah di Luar Negri bersama kakanya yang ke satu akan tetapi Aldi menolak.Â
Dan yang paling tidak di sukai oleh Aldi adalah jika Papanya memutuskan untuk anak-anaknya ketika sudah memasuki sekolah SMA harus menuruti pilihan Papanya. Memang Aldi sangat berbeda dengan saudara-saudaranya yang lain. Aldi adalah yang paling berani menolak apa yang di ingkan oleh Papanya, karena Aldi mempunyai cita-cita menjadi penulis di Negara kelahirannya yaitu Indonesia.Â
Jika Aldi sedang bertengkar dengan Papanya dalam hal kecil apa-pun itu, dia langsung pergi dari rumah dan balapan motor dengan teman-temannya di Jl. Anggrek. Itulah salah satu hobi dan pelampiasan dari Aldi jika ada masalah di rumahnya. Jika dia pulangnya kemalaman dari luar, Aldi tidak pulang ke rumah melainkan pergi ke rumah saya untuk cerita dengan saya dan anak saya.Â
Karena, menurutnya saya adalah tantenya sendiri dan anak saya adalah saudaranya yang sama-sama laki-laki pasti tau yang dia rasakan dia ketika ada masalah keluarga. Saya sebagai tetangga hanya menengahi tentang sikapnya Aldi. Mungkin Papa dan Mamanya Aldi hanya menginginkan hal yang terbaik untuk anak-anaknya hanya saja caranya saja yang berbeda.Â
Berbeda dengan cara pola asuh saya sendiri terhadap anak saya yang masih remaja sekolah SMA ini. Saya selalu memberikan kesempatan untuk meluangkan pendapat dan keinginan anak saya sendiri, dan semua itu tetap dalam pengawasan saya sendiri meskipun semua itu terserah apa yang di ingkan anak saya.
 Dan kami pun dalam satu hari selalu ada jam diskusi untuk ibu dan anak dalam berkomunikasi. Sebab itu, anak saya selalu bebas bercerita dengan saya dan mempunyai sikap percaya diri terhadap lingkungan di luar. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H