Sebagian orang tidak sabar agar segera sampai ke tempat tujuan. Namun sebagian orang lagi lebih senang untuk melakukannya dengan santai dan menikmati perjalanan mereka.
Mungkin saya adalah orang yang termasuk tipe kedua.
[caption id="attachment_326151" align="aligncenter" width="300" caption="Katanya, Perjalanan Itu Jauh"][/caption]
Jarak rumah saya ke sekolah tidaklah dekat, sekitar 20 km. Perjalanan ke sekolah itu adalah rangkain dari jalan kaki, naik angkot, naik bis, dicopet sama tukang copet, jalan kaki dan kadang digoda sama mas-mas.
Di perjalanan ini saya bertemu dengan banyak orang. Sifat orang-orang yang saya temui di jalan pun berbeda-beda. Sebagai contoh saja adalah sopir angkot dan bis. Ada sopir yang baik, yang membantu menaik turunkan barang bawaan. Ada sopir yang suka berbohong, katanya tujuan ke tempat A, tapi penumpang hanya diturunkan di tengah jalan.
Ada sopir yang pelit, yang suka membawa kabur uang kembalian. Ada sopir yang ramah, suka senyum dan suka melucu. Ada sopir yang judes. Serta ada juga sopir yang suka marah-marah dan tidak sabar. Selalu mengebut dan tidak punya aturan kalau menyetir, menyalip sana-sini tanpa peduli dengan kendaraan lain dan selalu saja menekan klakson panjang.
Selain sopir, para penumpang juga memiliki berbagai macam sifat. Pada suatu hari, saat berada di dalam angkot, ada seorang ibu yang bekerja sebagai buruh pabrik bertanya pada saya,
“Kok jam segini baru pulang, Mbak?”
“Iya, Bu. Tadi ada kerja kelompok di sekolah.”
“Lha emang sekolahe mana to?”