Mohon tunggu...
Farida Siregar
Farida Siregar Mohon Tunggu... -

Seorang wanita yang memiliki tujuan hidup sederhana. Sukses di karir dan di rumah tangga, berguna bagi orang lain, dan memiliki kehidupan mapan dan bahagia

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Trading Tanpa Menggunakan Charting, Why Not???

16 April 2014   22:34 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:35 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13976347861572914364

Tak bisa dipungkiri bahwa Futures Trading merupakan alternatif perdagangan yang masih banyak diminati oleh masyarakat dunia sekalipun futures trading memiliki tingkat resiko yang lebih tinggi dari pada trading konvensional atau jenis investasi lain seperti bursa saham, reksadana atau lain sebagainya.

Semakin banyak bermunculan perusahaan-perusahaan yang menyediakan jasa untuk melayani futures trading mengingat di Indonesia regulasi bisnis futures trading sudah mulai diperketat untuk menjaga kredibilitas ekonomi Indonesia juga. Setiap orang yang ingin bertransaksi kontrak berjangka tidak dapat langsung bertransaksi ke bursa harus melalui sebuah perusahaan pialang yang merupakan anggota bursa dan mendapat izin dari pemerintah. Meskipun nyatanya masih banyak juga perusahaan -perusahaan pialang asing atau hanya sekedar IB Broker yang beroperasi di Indonesia. Produk yang ditawarkan beragam jenis. Mulai dari Regular account hingga mini account dengan penawaran komisi yang sangat variatif dan bersaing, ini membuktikan bahwa futures trading masih sangat diminati.

Disini saya tidak membahas mengenai menjamurnya perusahaan-perusahaan yang menawarkan berbagai produk regular account dan mini account, yang ingin saya sampaikan hanyalah sistem trading di futures trading yang sangat simple tanpa menggunakan charting. Perlu diketahui bahwa di futures trading terdapat dua jenis, ada bilateral dan multilateral. Untuk mereka yang transaksi kontrak berjangka (futures trading) di Bilateral atau disebut juga sistem perdagangan alternatif tidaklah terlalu sulit untuk menemukan alat bantu, karena sangat banyak indikator-indikator yang dapat dijadikan alat bantu untuk mengetahui arah tren harga market misalnya pergerakan emas dan prediksi-prediksi seputar harga emas, currency dan lainnya karena di dalam platform yang dinamakan Metatrader ada tersedia indikator-indikator tersebut. Namun bagaimana dengan mereka yang bertransaksi di Multilateral? Sedangkan futures trading yang multilateral dikarenakan produk yang diperdagangkan murni produk bursa dan platform yang digunakan biasanya JAFETS untuk Bursa Berjangka Jakarta dan J-TRADER untuk bursa ICDX. Namun kedua platform tersebut sangat jauh ketinggalan dengan Metatrader, tidak memiliki fasilitas indikator sebagai alat bantu untuk mengetahui dan menganalisa pasar. Selain itu juga kedua platform tersebut tidak bisa sembarangan dalam melakukan demo /latihan untuk trading, selain karena demo terbatas dan hanya dapat dibuat oleh perusahaan pialang yang menjalankan bisnis multilateral dan mereka wajib registrasi, harga yang ada di demo juga merupakan harga yang delay/ tidak online bahkan sering kali sama sekali tidak muncul harganya. Ya, karena demo di kedua platform itu hanya untuk familiar dengan melakukan cara pengambilan order saja.

Pertanyaannya kalau begitu, bagaimana nasabah dapat melakukan analisa untuk memulai suatu transaksi? Bagaimana mereka tahu kapan harus melakukan jual atau beli? Pertanyaan inilah yang selalu jadi permasalahan karena memang sampai saat ini tidak ada solusi dari bursa yang bersangkutan. Alhasil banyak yang tidak berminat untuk transaksi multilateral, padahal pemerintah melalui Bappebti mewajibkan setiap perusahaan pialang berjangka minimal 30% dari total lot trading adalah transaksi multilateral. Kenyataannya jumlah tersebut tidak pernah terealisasi, dikarenakan tidak adanya peminat.

Tapi jangan khawatir, bagi nasabah yang memang sudah terbiasa transaski berjangka pasti mengetahui metode transaksi dengan mempergunakan sistem Open High Low dan Close. Yaitu dengan melihat harga open, harga high, harga low dan harga close pada satu produk tertentu. Dengan keempat harga tersebut, nasabah dapat menghitung Pivot Point. Pivot point dikenal juga dengan nilai tengah, untuk menghitungnya rumusnya sebagai berikut: O+H+L+C/4. Dari Pivot point kita dapat menghitung nilai support (nilai terendah pergerakan dari satu produk) dan resistance (nilai tertinggi dari satu produk). Dengan rumus Support: (2xP)-H dan rumus Resistance: (2xP)-L. Dengan catatan apabila harga open di atas harga Pivot maka prediksinya harga akan mengalami trend bullish (naik), apabila harga open dibawah harga Pivot maka kemungkinan harga akan bearish (turun). Selain itu, dengan sistem OPILO (Open, High, Low, Close) nasabah dapat juga mengukur range rata-rata pergerakan pasar secara harian bahkan per empat jam atau bahkan perjam sekalipun, hanya dengan cara sederhana mengurangi jumlah harga high dan harga low (H-L) kita akan mengetahui berapa point pergerakan hariannya.

Jika sudah demikian tidak perlu pusing lagi trading tanpa charting, tinggal kita lebih jeli melihat di harga mana akan mengambil posisi jual atau beli. Seperti saya katakan di atas jika harga open di atas harga Pivot maka kemungkinan harga akan bullish (naik), dan jika naik yang kita lakukan adalah mengambil posisi beli agar kita menjual di harga tinggi setelah naik. Dan jika harga open di bawah harga Pivot maka harga kemungkinan akan bearish (turun) maka kita dapat mengambil posisi sell. Sebelum mengambil posisi sebaiknya cari titik support dan resistance terlebih dahulu, agar kita dapat mengetahui kemungkinan pergerakan harga hari ini berapa point. Misalnya, titik support emas hari ini 1320 dan titik resistance emas hari ini sebesar 1370, jadi range pergerakan hari ini sekitar 70 point, dan peluang kita profit ataupun loss adalah 70 point hari ini.

Metode trading yang paling sederhana ini juga masih banyak dipakai oleh para trader di dunia, lebih simple dan hemat biaya. Yang terpenting dalam transaksi kontrak berjangka (futures trading) adalah kontrol emos. Karena transaksi ini sangat High Return dan High Risk, seorang dapat mendapatkan keuntungan yang sangat luar biasa hanya dengan hitungan jam bahkan menit dan dapat menderita kerugian yang luar biasa pula dalam hitungan jam bahkan menit juga. Sebaiknya transaksi selalu pasang stop loss untuk membatasi kerugian dan pasang taking profit. Taking Profit bukan untuk membatasi keuntungan tapi hanya meminimalisir pergerakan harga yang tak menentu jikalau kita tidak dapat online pada saat memiliki posisi di market.

Sekian dari saya, semoga bermanfaat. Bagi kompasianer yang ingin berbagi seputar futures trading, entah itu Gold, Indeks atau Forex, boleh kontak saya untuk saling tukar pengalaman. Getting rich with Futures.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun