Hari gini nggak punya Hape? Wah ketinggalan jaman tuh? Anak SD aja punya. Bahkan pedagang sayur keliling pun punya hape. Yah, kini hape sudah jadi barang yang lumrah. Padahal, sekian tahun yang lalu, hape merupakan barang mewah, yang hanya dimiliki segelintir orang. Pertama saya memiliki hape, sebenarnya agaka telat. Saya pertama punya hape pada tahun 1999, setelah tiga tahun bekerja. Waktu itu hape pertama saya merk Siemens tipe C-25.
Kalau dibandingkan dengan hape-hape sekarang, wah jadul banget hape saya itu. Fitur hape tersebut sangat standar, layar monokrom, ringtone monoponik, hanya bisa telpon dan sms, bahkan belum bisa menampilkan jam. Padahal hape sejaman waktu itu, misalnya Nokia 5110 sudah bisa menampilkan jam. Mau tahu bentuk hape Siemens C-25, nih:
[caption id="attachment_242877" align="alignright" width="313" caption="sumber: mobile.ffmobile.com"][/caption]
Kelihatan aneh ya? Bagi kita yang mengalami jaman-jaman itu, sebenarnya tidak aneh. Justru ini membangun memori kita pada jaman "susah". Tapi bagi anak-anak ABG sekarang, pasti bilang, "Kok aneh ya?"
Coba kita amati perbedaannya yang mendasar. Pertama, masih ada antena eksternal yang kelihatan nongol di bagian atas. Layar monokrom dan kecil, hanya mampu menampilkan teks tiga baris. Susunan keypadnya juga sangat sederhana, dan yang pasti dikenal keypad QWERTY. Tapi dari segi materialnya sebetulnya tergolong kokoh. Hape saya ini tergolong tahan banting, beberapa kali jatuh, tapi tidak ada kerusakan yang berarti. Dan memang, hape jaman dulu memang tahan banting dibanding hape jaman sekarang.
Lalu bagaimana baterainya? Nah, bentuk baterainya seperti ini:
[caption id="attachment_242878" align="alignleft" width="267" caption="sumber: www.shinein.com.tw"]

Anda masih ingat tidak dengan jenis baterai NiCD? Yah, hape Siemens C-25 saya masih pakai baterai NiCD. Baterai ini bobotnya cukup berat. Mengisi baterainya cukup repot, karena harus di-charge jika sudah benar-benar habis. Baterai jenis ini mempunyai permanent memory effect bila dicharge pada saat tidak benar-benar habis, sehingga battery anda semakin lama kapasitasnya semakin menurun dan akhirnya mati total.
Ini berbeda dengan baterai hape jaman sekarang yang kebanyakan sudah menggunakan jenis Li-Ion. Ini merupakan baterai generasi ketiga dari rechargeable battery. Baterai ini ukurannya kecil dan tipis, dan tentu saja bobotnya menjadi ringan. Keunggulan baterai ini adalah tidak adanya memory effect pada saat charging sehingga tidak perlu menunggu baterai habis baru melakukan charge.
Ini adalah sekilas gambaran tentang hape pertama saya, Siemens C-25. Sebenarnya waktu itu saya tergolong fanatik dengan merk Siemens. Beberapa kali ganti hape, saya masih setia dengan merk Siemens. Setelah C-25, saya pernah pakai S-25, C-45, A-55 dab C-55. Tapi sayang, kini Siemens tidak lagi berkibar. Kabarnya Siemens bangkrut dan dibeli BenQ, maka muncullah brand BenQ-Siemens. Tapi BenQ-Siemens pun tidak bertahan lama, dan akhirnya tinggal BenQ saja. Sejak saat itu, mau tak mau saya beralih ke merk-merk lain.
Sekarang saya tidak lagi fanatik pada merk. Saya lebih fokus pada sistem operasi yang dipakai. Jika dulu tiap merk hape mempunyai sistem operasinya masing-masing, kini beberapa merk hape menggunakan sistem operasi yang sama. Ini dimulai dengan Nokia yang membuat sistem operasi Symbian, yang juga dipakai oleh beberapa merk lain seperti Samsung, Sony Ericsson, dan LG. Lalu ada juga Windows Mobile awalnya digunakan pada hape jenis PDA, dengan harga yang lumayan mahal. Ada juga sistem operasi yang hanya digunakan oleh pembuatnya, yaitu OS Blackberry yang digunakan brand Blackberry dan IOS yang digunakan oleh produk Apple (Iphone dan Ipad). Dan sekarang yang lagi ngetren adalah android. Saking larisnya banyaknya pengguna hape android, sekarang merk-merk lokal pun banyak yang mengusung android, dengan harga yang sangat murah. Kini kita bisa memiliki hape andorid, yang memiliki fitur canggih hanya dengan harga 600 ribuan.