Mohon tunggu...
Farid Mardin
Farid Mardin Mohon Tunggu... -

.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kinderdijk, Situs Kincir Angin Tua di Belanda

17 April 2010   12:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:45 851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belanda, selain terkenal karena bunga Tulipnya, juga terkenal dengan kincir anginnya .Kincir-kincir angin masih banyak terlihat di Belanda, mulai dari kincir angin yang kuno (tua), sampai yang modern, yang lebih tinggi dan lebih ramping. Salah satu situs kincir angin yang terkenal di Belanda adalah Kinderdijk. Di situs ini, yang dibagun tahun 1740 terdapat 19 kincir angin yang masih bisa dilihat sampai sekarang. Situs ini termasuk dalam situs yang berada dalam program perlindungan situs-situs bersejarah UNESCO. Sebagai negara yang sebagian besar tanahnya berada di bawah permukaan laut, Belanda rentan terhadap banjir. Untuk mencegah terjadinya banjir, maka dibuatlah tanggul-tanggul untung mencegah agar air dari sungai dan laut yang letaknya relatif lebih tinggi dari daratan tidak masuk ke daratan. Fungsi kincir ini adalah sebagai tenaga penggerak pompa yang menguras air dan membuang air tersebut ke sungai atau pantai yang posisinya lebih tinggi. Selain sebagai alat drainage, kincir-kincir ini pun dulunya digunakan sebagai tempat penggilingan gandum. Kinderdijk berjarak sekitar 15 km dari Rotterdam. Saya sempat mengunjungi situs tersebut, dengan bersepeda dari Rotterdam. Berikut ini adalah foto-foto yang sempat saya rekam dengan kamera saya.

13741568951287493204
13741568951287493204
13741569151296052344
13741569151296052344
1374156937623208566
1374156937623208566
13741569551683895592
13741569551683895592
1374156972803425415
1374156972803425415
13741569912100196046
13741569912100196046
1374157010919258630
1374157010919258630
1374157028804879516
1374157028804879516
13741570461213175618
13741570461213175618
1374157070906793870
1374157070906793870
13741570871161344099
13741570871161344099
1374157105299222213
1374157105299222213
13741571211865777253
13741571211865777253
13741571471740563478
13741571471740563478
1374157169676078662
1374157169676078662
13741571892038359389
13741571892038359389
1374157209318503648
1374157209318503648
13741572311112327145
13741572311112327145
13741572511553216731
13741572511553216731

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun