Mohon tunggu...
Farid Mardin
Farid Mardin Mohon Tunggu... -

.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

FM & AM, Aftermath

21 November 2009   06:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:15 902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_115175" align="aligncenter" width="306" caption="http://de.toonpool.com/user/3100/files/pinokio_380865.jpg"][/caption]

FM bisa merupakan singkatan Frequency Modulation, dan AM bisa merupakan singkatan Amplitudo Modulation (AM) tapi FM yang maksudkan di sini bukan merujuk ke Frequency Modulation, tetapi Fuad Mushofa, dan AM yang saya maksudkan di sini bukan Amplitudo Modulation. Yah, Fuad Mushofa, si tokoh di belakang tokoh fiktif "Puri".Saya sangat salut dengan sikapnya untuk membuat tulisan yang berisi permintaan maaf secara terbuka di Kompasiana. Terus terang, saya juga masih berpikir, apakah kalau saya dalam posisi Fuad, beranikah saya mengambil keputusan seperti itu. Mau mengakui kesalahan dan meminta maaf di ranah publik yang mayoritas penghuninya marah akibat perbuatan saya ?. Saya berharap saya bisa seperti Fuad.

Seberapa besarkah kesalahan Fuad?. Apakah dalam cerita-cerita tentang "Puri" dia sengaja meminta untuk dikasihani dan ditangisi kematiannya ?. Lalu kalau ada yang sedih dengan tokoh fiktif itu, apakah Fuad patut disalahkan. Taruhlah kalau memang dia bersalah, sebesar apakah kesalahannya karena telah membuat cerita fiktif tentang "Puri", dibanding teman "nyata" kita, yang selama ini kita akui kredibilitasnya, yang sangat kita percaya, tapi memberikan informasi fiktif tentang dirinya ?.

Lalu kalau motivasi si Fuad adalah untuk memenangkan lomba yang bersifat sementara dan belum pasti bisa menang, apakah motivasi seorang teman yang sangat kita percayai memberikan informasi yang fiktif tentang dirinya ?.

Saya jadi bertanya, dimanakah rasa keadilan kita, ketika secara massive "menekan" agar si pembuat tokoh Puri mengaku dan meminta maaf, sementara untuk hal yang sama yang dilakukan oleh orang lain, tidak kita perlakukan dengan sikap yang sama, bahkan banyak yang mengatakan bahwa itu hak yang bersangkutan untuk diam. Tentunya bila kita ingin berlaku adil, saat itu Fuad juga punya hak untuk tetap diam.Dan kalau mau adil, seharusnya perlakuan kita kepada Fuad sama juga dengan perlakukan kita kepada yang lain yang membuat kesalahan yang sama, yaitu berbohong.

Salah satu pilar untuk membuat rumah sehat Kompasiana adalah keadilan, selain kejujuran, dan lain-lain.

Mengenai sikap saya terhadap masalah ini, bisa dibaca dalam komentar-komentar saya di sini

Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. (Al Maa'idah 8)

Dogol : “Gua pernah ke Eropa loh” Teman-teman Dogol : ” Banyak yang gak percaya, coba tunjukkan apa buktinya ?” Dogol : ” Buktinya gue dah pernah juga ke Amrik” Teman-teman Dogol : ” Hebat benar lu Dogol, dah pernah ke Eropa dan Ke Amrik. Salut deh kita2 nih”.

Lalu si Dogol ngomong dalam hati

“Ternyata teman-teman gue ini lebih dogol dari gue, percaya aja sama cerita gue. Gue jawab dengan kebohongan baru malah tambah percaya hehehe, padahal kan kalau pinter, cukup nanyain paspor gue, ada cap imigrasi negara Eropa dan Amrik gak huahuahuahuah.Gue kan belum pernah ke LN, paspor aja gue belum pernah punya”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun