Mohon tunggu...
Farid Elsyarif
Farid Elsyarif Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa yang gemar menulis sebagai ekspresi positif

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Ilmu Jadi Sebab Dada yang Luas

19 Juni 2023   08:36 Diperbarui: 19 Juni 2023   08:37 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sangat benar apa yang dinyatakan Ali bin Abi Halib, yang menyebut "Ilmu akan menghidupkan jiwa." Ilmu yang mampu membuat dada yang luas, bahkan lebih dari luasnya dunia. Apapun masalah yang dihadapi, sepelik apapun, hanya ilmu yang bisa menyikapinya untuk menjadi lebih baik. Bukan ego atau hawa nafsu yang lebih didominasi kebodohan.

Al Imam Ibnul Qoyyim RA pun berkata "Dan diantara sebab dilapangkan dada seseorang ialah ilmu". Cobalah direnungkan, memang benar. Hanya ilmu yang akan membuat dada di pemiliknya menjadi lebih lapang. Lebih realistis dan mampu menerima kenyataan, tanpa berkekuh-kesah apalagi menyalahkan orang lain.

Tapi sebaliknya, kebodohan alias tanpa ilmu akan membuahkan kesempitan, keterbatasan, dan terpenjara oleh keadaan. Bermentalitas korban, penuh keluh kesah, bahkan gemar menyalahkan orang lain. Adalah ilmu yang selalu mengajarkan untuk bisa, sedangkan kebodohan menjadikan pemiliknya terpenjara sendiri.

Ketika ilmu seseorang bertambah luas, maka hatinya akan bertambah lapang. Dadanya luas membentang. Untuk selalu introspeksi diri dan terus berjuang memperbaiki diri. Untuk lebih baik, lebih bermanfaat kepada siapapun dan di mana pun.

Namun, tidak semua ilmu bisa menjadikan dada lapang. Apalagi ilmu dunia yang mengajarkan materialistis. Selalu mengejar harta, pangkat dan jabatan. Ilmu dunia yang landasannya ego dan hawa nafsu. Tapi ilmu agama yang diwariskan Nabi Muhammad SAW itulah yang membuat dada menjadi lapang. Ilmu ruhaniah yang mengajak pada kebaikan, atas dasar akhlak yang baik. Ilmu moral, ilmu ukhrowi.

Maka sekali lagi, renungkanlah. Gapailah ilmu di manapun. Sebagai cara untuk mengevaluasi diri sekaligus alat melapangkan dada.  Ilmu yang selalu bersemayam di hati dan pikiran. Ilmu yang mampu menjadi pelita hidup.

Teruslah menggapi ilmu, kapanpun dan di manapun. Karena ilmu yang mengajak kita untuk selalu mendengarkan, diam untuk menyimak dengan penuh perhatian. Lalu esok, mengamalkan dan menyebarkannya menjadi ladang amal yang baik dan bermanfaat. Semuanya karena ilmu, bukan karena yang lain. Salam literasi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun