Mohon tunggu...
Farid Elsyarif
Farid Elsyarif Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa yang gemar menulis sebagai ekspresi positif

Selanjutnya

Tutup

Segar

Setelah Lebaran, Jadilah Lebih Baik di Dunia Nyata daripada di Media Sosial

24 April 2023   03:04 Diperbarui: 24 April 2023   04:08 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Be better in real life than on social media!

Jadilah lebih baik di dunia nyata daripada di media sosial! Itu kalimat ajakan di momen lebaran. Sebagai cerminan kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa. Apalagi sepanjang bulan suci Ramadan kemarin, berapa banyak kata-kata bijak yang kita sajikan di media sosial. Postingan-postingan tnetan kutipan ayat dan hadist yang luar biasa dan sangat menginspirasi. Meng-upload pesan relijius setiap hari, konten yang positif. Tapi sayang, itu hanya terjadi di media sosial. Belum di dunia nyata.

Hari berganti hari. Kini Ramadan telah berganti Syawal. Akan lebih baik bila kata-kata bijak dan hikmah ramadan tidak lagi sebatas di media sosial. Sudah saatnya di momen lebaran berubah menjadi realitas di dunia nyata. Menjadikan postingan di media sosial persis terjadi di dunia nyata. Seperti kata orang bule, yang lantang berkata, "Be better in real life than on social media!"

Be better in real life than on social media!

Itulah tugas besar kita bersama di bulan Syawal. Untuk menjadikan setara antara dunia maya (media sosial) dengan dunia nyata. Untuk melanjutkan semangat kebaikan di bulan Ramadan terus berlanjut di bulan Syawal. Untuk lebih banyak praktik daripada teori. Karena sesungguhnya, nasib kita bukan atas apa yang ada di media sosial. Melainkan di media nyata, perilaku konkret sehari-hari yang dicatat oleh Malaikat Rakib dan Atid. Karena keduanya, ada di dunia nyata bukan di media sosial.

Bagaimana caranya?

Tentu, sederhana saja. Saatnya mengubah slogan baik di media sosial menjadi tindakan di dunia nyata. Secara konkret, menerapkan praktik baik dalam kehidupan sehari-hari. Kebaikan yang tidak sebatas di media sosial. Sambil melatih diri untuk mempermudah jalan menuju perbuatan baik dan mempersulit jalan menuju perbuatan buruk. Be better in real life than on social media!

Misalnya di momen lebaran ini, biasanya mulut sering digunakan untuk menggibahi atau bergosip tentang orang lain, apapun alasannya, mulai dihentikan. Agar pahala puasa dan lebaran tidak terbuang percuma. Bicaralah yang baik-baik, tentang nasihat kebaikan. Ada orang yang senangnya kepo terhadap urusan orang lain, mulailah untuk menyetop kebiasaan kepo atas nama  apapun. Karena orang lain pun sama sekali tidak peduli terhadap Anda. Karena Anda memang tidak membantu, tidak menyekolahkan, apalagi memberi makan.

Begitu pula bila ingin meningkatkan kualitas ibadah keseharian. Ingin tahajud di tengah malam, memperbanyak sedekah, bahkan menyantuni anak-anak yatim dan kaum jompo. Sudah saatnya sekarang dilakukan secara nyata. Siapkanlah hati, pikran, dan perilaku konkret untuk bisa melakukannya. Jangan tunda setiap niat kebaikan, jangan pula hanya bertutur baik di media sosial tanpa eksekusi nyata. Karena sejatinya, 1 ons praktik lebih baik daripada 1 ton teori. 1 kebaikan di dunia nyata lebih baik dari 100 kebaikan di dunia maya. Mengubah niat baik jadi aksi nyata.

Saya pun begitu. Selalu berupaya mengubah kata bijak yang bersemangat menjadi aksi nyata di lapangan.  Atas nama kemanusiaan dan kepedulian sosial. Sebagai contoh, ikut menjadi relawan di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Sebuah taman bacaan yang dalam 6 tahun perjalanannya, kini TBM Lentera Pustaka telah mengelola 15 program literasi dari yang tadinya hanya 1 program yaitu taman bacaan sebagai tempat membaca 130-an anak usia sekolah keluarga tidak mampu yang berasal dari 3 desa (Tamansari, Sukaluyu, Sukajaya). Kini ada aktivitas seperti 1) GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) dengan 9 warga belajar, 2) KEPRA (Kelas PRAsekolah) dengan 26 anak usia prasekolah, 3) YABI (YAtim BInaan) dengan 14 anak yatim yang disantuni dan 4 diantaranya dibeasiswai, 4) JOMBI (JOMpo BInaan) dengan 12 jompo usia lanjut, 5) TBM Ramah Difabel dengan 2 anak difabel, 6) KOPERASI LENTERA dengan 28 kaum ibu agar terhindar dari jeratan rentenir dan utang berbunga tinggi, 7) DonBuk (Donasi Buku), 8) RABU (RAjin menaBUng), 9) LITDIG (LITerasi DIGital) untuk mengenalkan cara internet sehat, 10) LITFIN (LITerasi FINansial), 11) LIDAB (LIterasi ADAb), 12) MOBAKE (MOtor BAca KEliling), 13) Rooftop Baca, dan 14) Berantas Buta Huruf Al Quran. Dengan koleksi lebih dari 10.000 buku serta didukung 5 wali baca dan 12 relawan, TBM Lentera Pustaka kini dikenal sebagai taman bacaan paling komprehensif. Tidak kurang dari 200 orang per Minggu menjadi pengguna layanan TBM Lentera Pustaka ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun