Mohon tunggu...
Farid Syahbana
Farid Syahbana Mohon Tunggu... -

author

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hilang berulang

4 Mei 2014   19:15 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:53 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Disini cuaca berubah cepat

Awan yang jarang jarang pada siang hari

Berbuah hujan di malam hari

Berselimutkan hujan dimalam hari

Adalah hal yang lumrah belakangan ini.

Tatapanku keluar jendela

Menegaskan posisi diri ini

Hilang

Hilang

Berselimutkan hujan aku

Hilang

Dan

Hilang

Bukan hujan yang membawa aku

Hilang

Tapi kebiasaan.

Meletakan makna kedua

Sebagai metafor

Hilang

Bukan dalam arti sesungguhnya

Namun

Hilang

Adalah suatu yang niscaya

Ketika menjauh dari koordinat akal yang dipahami

Pemikiran cenderung tidak selaras dengan tindakan.

Maka serasa

Hilang

Asa yang putus bukan tujuan

Walau sering abai terhadap suara akal dan rasa

Namun penjungkirbalikan kebiasaan

Adalah langkah awal

Menuju kemunculan setelah

Hilang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun