Pengaruh Peradaban Islam terhadap Bangsa Eropa (Barat)

Islam dan Barat, atau kadang disebut " Islam" "Eropa", adalah dua istilah asimetris. Yang pertama disebutkan dengan jelas mengacu pada istilah "agama" dengan segala perangkat teologis dan praktis , yang lain juga memiliki konotasi "wilayah" atau geografi, dari satu dunia ke dunia lain. 

"Barat" dalam pengertian ini seolah menunjukkan tatanan sosial-politik yang masih memberikan kesan memiliki peradaban yang lebih maju, khususnya Zaman Tengah yang langsung berseberangan dengan Barat menganggap sebagai bagian wilayah yang belum tercerahkan atau belum tercerahkan. Penggunaan istilah 'Barat' dan 'Islam' tampaknya mengkontraskan Barat sebagai dunia Kristen, sementara yang lain dipandang sebagai tatanan peradaban yang dikendalikan oleh Islam.

Menurut al-Nadawi, dalam buku Masa Khasira al-Alam, pengaruh peradaban Islam terhadap perkembangan yang dilihat Barat selama Renaisans yang dapat memunculkan banyak Eropa. Seperti yang diakui oleh Robert Briffault dalam bukunya The Making of Humanity menyatakan, "Tidak ada kemajuan Eropa melainkan ia berhutang budi kepada Islam dan peradaban Islam dan diarahkannya dengan positif."

Lebih lanjut, dikemukakan bahwa ilmu pengetahuan merupakan sumbangan peradaban Arab yang paling penting bagi dunia modern tidak hanya ilmu saja yang menghidupkan kembali Eropa. Pengaruh dari peradaban Islam lain juga memberi cahaya bagi kehidupan bangsa Eropa. Orang Eropa pertama yang menerima pendidikan Islam di adalah Adelard Bath, yang kemudian menjadi filsuf Inggris yang terkenal.

Menurut Oemar Amin Hossein, dalam buku Islamic Philosophy, 1224 Frederich mendirikan Universitas Naples, universitas ini membangun akademi dengan tujuan mempelajari ilmu dan agama Islam untuk perkembangan di Barat. Pada pertengahan abad ke-13 , semua buku filosofis Rusyd telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan digunakan di berbagai sekolah menengah di Eropa, khususnya Eropa Barat. Sampai tanggal 14, 15... Untuk lebih detail, luasnya peradaban Islam di dunia barat, secara garis besar, ada dua macam ilmu yaitu:

• Ilmu Pengetahuan Alam (Natural Science) 
• Ilmu Astronomi
• Menurut Abd Razaq Naufal, dalam kitab al-Qur'n wa Ilmu al-Hadts, mencatat bahwa ulama Islam yang dianggap sebagai perintis astronomi adalah Ab Abdillah Muhammad bin Sinan al-Battani yang membahas astronomi adalah al-Jizs Sbi aw 'Ilmun Nujum. Di dalam buku dijelaskan tentang penyebab dan lengkapnya matahari, bulan dan bintang. Buku ini menjadi referensi penting bagi para ilmuwan yang mereka terjemahkan bahkan ke dalam bahasa Latin pada tahun 1537 dan dicetak ulang pada tahun 1645.
• Menurut Abd Razak Naufal, dalam kitab al-Qur'n wa Ilmu al-Hadts, ilmuwan Islam percaya bahwa dimensi manusia dengan struktur fisiknya begitu penting untuk dibahas, karena manusia tidak dapat menjadi diubah dengan berbagai perangkat keras mereka.
• Konteks pemikiran inilah yang memicu munculnya tokoh-tokoh Islam yang menguasai ilmu kedokteran sehingga menjadi sangat berpengaruh, antara lain:
• 1) Hunayn Ibn Ishq (809-874), atau di Barat dikenal dengan nama Joanitius, dokter yang giat sekali melakukan penelitian dan menulis berbagai penyakit, terutama penyakit mata.
•  2) Ab Bakr Muhammad Ibn Zakaria ar-Rni (866-909) di Barat dikenal Ranes adalah sarjana kedokteran dan ahli kimia. Dialah yang pertama kali mendiagnosis cacar dan tekanan darah tinggi.
• 3) Penerus ar-Rni adalah Ibn Sina yang di Barat dikenal dengan nama Avicenna (w. 926 M), seorang ahli kedokteran, farmasi, dan ahli musik. Bukunya al-Qann fiy al-ib (pedoman kedokteran) merupakan buku yang terluas dipergunakan baik di kalangan Islam maupun di Eropa.
• 4) Ibn Rusyd (1126-1198), di Eropa dikenal dengan nama Averroes, seorang perintis ilmu kedokteran umum mengenai ilmu jaringan tubuh (histologi). Ia pun berjasa di bidang penelitian pembuluh darah dan penyakit cacar. Bukunya al-Kulliyt fiy al-abb (aturan-aturan umum ilmu kedokteran).
• 
  
• Ilmu Pasti dan Ilmu Pengetahuan Alam

Sumbangan Islam yang terbesar dalam bidang ilmu pasti di seluruh dunia adalah di bidang ilmu hitung berupa angka-angka yang hingga kini di Barat masih disebut angka-angka Arab, kendati bentuk-bentuknya telah dirubah.

2. Ilmu Pengetahuan Sosial (Social Science)

 a) Filsafat dan Teologi

Dalam bidang filsafat, kemunculan di Barat tidak lepas dari pengaruh Islam, khususnya pengaruh Ibnu Rusyd, yang dikenal dengan nama Averroes. Pada pertengahan abad ke-13, semua buku karya Ibnu diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan dipelajari di berbagai universitas di Eropa, khususnya di Eropa Barat. Orang Barat tidak bisa menggali pemikiran Yunani tanpa tokoh-tokoh Islam.

Dalam bidang teologi, Anwar Jundi berpendapat bahwa pemikiran Islam memiliki pengaruh besar pada kebangkitan di Eropa, yaitu gerakan rekonstruksi pada abad XVI Masehi di bawah kepemimpinan Luther dan John Calvin. Sementara itu, pemikiran Ibnu Rusyd telah menciptakan "mazhab" di jantung Eropa sehingga apa yang telah dilakukan oleh Calvin secara jujur diakui sebagai pemikiran dari pemikiran Islam.

Mahmud Qasim, dalam penelitiannya, menemukan gambaran tentang persoalan qada dan qadar dalam menggabungkan qudrat al-Ilhiyah dan pemikiran kausal dalam konteks kebebasan memilih bagi manusia. Pemikiran seperti inilah yang dapat mempengaruhi umat Kristiani yang semula fatalistik kemudian menjadi progresif seperti yang diajarkan Martin Luther.