Mohon tunggu...
Faricha Ramadhania
Faricha Ramadhania Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

-

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Malnutrisi pada Lansia

21 Januari 2023   15:00 Diperbarui: 21 Januari 2023   15:07 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Menurut WHO lansia dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu usia pertengahan (middle age) antara usia 45-59 tahun, lansia (elderly) antara usia 60-74 tahun, lansia tua (old) antara usia 75-90 tahun , dan lansia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. Lanjut usia menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas. Lansia merupakan tahap akhir dalam kehidupan seseorang, setiap manusia yang berumur pasti akan melewati tahap ini.

Seiring bertambahnya usia semua fungsi organ telah mencapai puncak maksimalnya sehingga kini fungsi organ semakin menurun. Kesehatan lansia pada dasarnya terletak pada status gizinya.Kurang gizi merupakan salah satu masalah gizi yang sering terjadi pada lansia (Boy, 2019). 

Lansia mengalami banyak perubahan, antara lain perubahan struktur dan fungsi tubuh, kemampuan kognitif, dan status mental. Pada struktur dan fungsi tubuh lansia, perubahan terjadi pada hampir semua sistem tubuh, seperti sistem saraf, pernapasan, endokrin, kardiovaskular, dan muskuloskeletal. Salah satu perubahan struktural dan fungsional terjadi pada sistem gastrointestinal, perubahan pada sistem gastrointestinal dapat menyebabkan penurunan efektifitas utilisasi zat-zat nutrisi atau gizi sehingga dapat menyebabkan permasalahan gizi yang khas pada lanjut usia (Nurfantri & Yuniar, 2017)

Kurang gizi merupakan masalah gizi yang sering terjadi pada lansia akibat asupan energi dan protein yang tidak tercukupi. Lansia pada umumnya menderita kekurangan gizi makro dan mikro yang memiliki sistem dan fungsi imun yang lemah, jika fungsi imun lansia dapat ditingkatkan maka kualitas hidup lansia akan meningkat sehingga menjadi sehat,mandiri,tidak menjadi beban bagi keluarga atau masyakat serta dapat menekan pelayanan kesehatan (Nurdhahri Ahmad & Adamy, 2020).  

Malnutrisi didefinisikan sebagai keadaan kekurangan,kelebihan atau ketidakseimbangan energi,protein dan nutrisi lain yang berdampak buruk mempengaruhi bentuk tubuh,fungsi dan kondisi tubuh. Masalah umum pada usia lanjut adalah malnutrisi,terutama malnutrisi energi protein. Malnutrisi yang disebabkan oleh asupan yang tidak perlu menyebabkan gangguan metabolisme, perubahan fisiologis,penurunan fungsi organ atau jaringan,dan penurunan berat badan. 

Malnutrisi terjadi melewati proses yang berkesinambungan diawali dengan asupan nutrisi yang tidak adekuat dan jika memburuk dapat menyebabkan perubahan metbolisme dan komposisi tubuh yang ditandai dengan penurunan nilai antropometri dan biokimiawi. Masalah nutrisi berhubungan dengan peningkatan morbiditas, mortalitas, dan biaya perawatan medis (Sari & Septiani, 2019).

Faktor risiko terjadinya malnutrisi pada usia lanjut adalah selera makan rendah, gangguan gigi geligi, disfagia, gangguan fungsi pada indera penciuman dan pengecap, pernapasan, saluran cerna, neurologi, infeksi, cacat fisik, dan penyakit lain seperti kanker. Keadaan gizi lansia juga ditentukan oleh kurangnya informasi tentang gizi yang baik di usia lanjut, kesepian dan kemiskinan juga menentukan status gizi paada usia lanjut. Faktor psikologis seperti depresi, kecemasan, demensia mempengaruhi asupan makanan dan jumlah nutrisi pada lansia (Munawirah et al., 2017). 

Faktor penyebab malnutrisi antara lain penurunan nafsu makan, gangguan pengecapan dan penciuman, kesehatan gigi dan mulut, disfagia, depresi dan penyakit mental. Penurunan nafsu makan pada lansia berkaitan dengan jumlah makanan yang dikonsumsi. 

Hal ini disebabkan berkurangnya respetor opioid dan opioid endogen di otak, sehingga mengurangi kemampuan sel tersebut dimana kinerja sel berperan pada keinginan seseorang terhadap makanan. Hasil The Nutrition Diet And Nutrition Survey menunjukkan bahwa akibat proses penuaan, jumlah gigi pada lansia di atas 65 tahun semakin berkurang. Selain itu, penurunan kemampuan mengunyah juga terlihat pada populasi ini. Kedua hal tersebut berkontribusi pada intake nutrisi oral lansia yang berdampak pada kondisi mikronutrien seperti kadar kalsium, zat besi, vit A,B,C,E (Nurfantri & Yuniar, 2017).

Lansia sangat bergantung pada dukungan keluarga atau orang yang dicintai untuk memberikan manfaat positif kepada mereka yang membutuhkan. Masalah psikologis yang paling banyak dihadapi lansia adalah kesepian, dan salah satu cara untuk mengurangi kesepian adalah dengan mendapatkan dukungan dari keluarga dan orang-orang disekitarnya.

Dukungan keluarga merupakan faktor pemberdayaan yang sangat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang. Dukungan keluarga adalah sikap, perilaku dan penerimaan keluarga oleh anggota keluarganya. Keluarga memiliki pegangan penting dalam konsep sehat sakit anggota keluarganya yang sudah lansia. Karena keluarga merupakan sistem pendukung yang secara langsung merawat anggota keluarganya yang sakit. Dukungan keluarga yang baik berpengaruh terhadap fisik,psikis,sosial dan lingkungan yang berpengaruh terhadap peningkatan kualitas hidup lansia (Nurdhahri Ahmad & Adamy, 2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun